PENINGGALAN SAMUDRA PASAI
Dinar
Sejak zaman Kerajaan Samudera Pasai berada di tanah melayu, uang
yang digunakan sebagai alat tukar adalah dinar. Wujud fisik mata uang dinar di
Samudera Pasai berupa emas murni 18 karat dengan 70% merupakan emas murni.
Koin ini berukuran mungil dengan diameter 10 milimeter dan berat
0,6 gram. Pada saat itu dinar dicetak dalam dua ukuran, yaitu satu dinar dan
setengah dinar. Pada satu sisi tercetak tulisan Muhammad Malik Al-Zahir.
Sedangkan sisi yang lain tercetak tulisan Al Sultan Al Adil.
Dinar
ini tetap berlaku hingga tentara jepang mendarat di Seulilmeum, Aceh Besar pada
tahun 1942. Walau demikian, di beberapa daerah di Sumatera Barat hingga saat
ini masih dapat kita jumpai penggunaan satuan dinar ini.
Cakra Donya
Cakra Donya merupakan sebuah lonceng peninggalan Kerajaan
Samudera Pasai yang dikeramatkan oleh warga Aceh hingga sekarang. Bentuknya
berupa mahkota besi berbentuk stupa buatan Cina tahun 1409 Masehi. Memiliki
tinggi 125 cm dan lebar 75 cm.
Cakra sendiri memiliki makna poros kereta dewa atau matahari
dalam mitos Hindu. Sementara Donya berarti dunia. Pada bagian luar lonceng
terdapat sebuah simbol beraksara Arab dan Cina yang menggambarkan nama raja
Samudera Pasai ketika itu dan tahun dimana lonceng itu dikirimkan ke Aceh.
Lonceng
Cakra Donya memang merupakan hadiah yang diberikan oleh kekaisaran Cina kepada
Sultan Samudera Pasai sebagai tanda adanya hubungan bilateral antar kedua
kerajaan.
0 Response to "PENINGGALAN KERAJAAN SAMUDRA PASAI"
Post a Comment