KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah Rabb semesta alam yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada
kita semua, sehingga kami selaku team penyusun dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah ini.
Shalawat
serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada utusan-Nya yang termulia,
yakni Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan menuju
zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Kami
selaku penyusun sangat menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah
ini masih terdapat kesalahan maupun kekeliruan. Oleh karenanya, kami sangat
mengharapkan masukkan dan saran yang membangun dari para pembaca. Sehingga kami
dapat belajar dari kesalahan tersebut dan dapat memperbaikinya di kemudian
hari.
Akhirnya
kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para
pembaca yang telah berkenan membaca, memberikan saran maupun kritikkannya.
Semoga semua ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Penyusun
Islam dan Dunia Kontemporer
A. Latar belakang
Indonesia
adalah Negara yang masyarakatnya sebagian besar beragama islam, sehingga sudah
selayaknya menempatkan diri dalam membangun peradaban islam. Mau tidak mau
suatu peradaban tersebut akan terbentuk oleh umatnya.
Perkembangan
islam yang ada di indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan islam di
belahan bumi lain. Kalau kita mau mengamati secara mendalam akan perkembangan
islam di Indonesia maka kita harus mengamati mulai dari islam masuk,
penyebaran, pengamalan, perkembangan dan kondisi yang kita alami sekarang di
indonesia. Sebab, peristiwa sejarah merupakan problematika yang meliputi
dimensi waktu masa lampau, sekarang dan masa yang akan dating.
Meskipun islam datang dan berkembang
di Indonesia lebih dari lima abad, namun pemahaman dan penghayatan keagamaan
kita masih cenderung sinkretik; tarik-menarik antara nilai-nilai luhur islam
dengan kebudayaan. Terlebih lagi ketika dihadapkan dengan kemajuan perkembangan
zaman, yang lebih dikenal dengan istilah globalisasi. Dimana agama islam harus
dapat menunjukan eksistensinya, baik bagi penganut agama islam itu sendiri
maupun manusia pada umumnya.
Oleh karena itu, perlu sekali diketahui sekaligus dipahami oleh para pemeluk
agama islam itu sendiri, bagaimana islam pada dunia kontemporer (masa sekarang
ini), baik dalam ruang lingkup yang bersifat tradisionalis, modernis,
revivalis-fundamentalisme dan transformatif. Karena apabila para pemeluk agama
islam itu sendiri tidak dapat memahami sekaligus mengetahui apa itu islam dan
bagaimana perkembangan islam itu sendiri pada dunia kontemporer ini, maka biasa
saja akan mungkin terjadi dimana agama islam itu sendiri tinggallah sebuah
nama.
1)
Islam dan Tradisi di Indonesia Sekarang
Meskipun
sekarang ini sedang memasuki zaman teknik (modern) dan tidak lama lagi akan
memasuki milennium ketiga, keberagaman kita tidak sepenuhnya dapat lepas dari
pengaruh sinkretik yang diwariskan oleh para pendahulu kita. Sekarang ini, baik
di perkotaan mupun di pedesaan, kita masih menyaksikan upacara-upacara seperti;
nujuh bulan (upacara yang dilakukan
ketika seorang istri telah hamil tujuh bulan), babaran (upacara kelahiran itu sendiri), pasaran (upacara yang dilakukan lima hari setelah melahirkan), dan pitonan (slametan yang dilakukan tujuh
bulan setelah lahiran), meskipun tidak sepenuhnya sama.
Amaliah
keagamaan kita di masyarakat dapat dilihat dari upacara nujuh bulan, dengan menyediakan makanan kecil yang kemudian
dibagikan kepada masyarakat sekitar dan sekaligus memberi nama anak yang
dilahirkan dengan membaca al-Barjanzi.
Penggantian nama anak biasanya dilakukan karena anak yang bersangkutan sering
sakit, dan anak tersebut akan sembuh apabila namanya diganti. Dalam penggantian
nama pun dilakukan slametan lagi.
Begitu
pula dengan upacara kematian, di daerah Betawi terdapat tradisi yang sangat
berbeda dengan tradisi di Bandung. Di Betawi, apabila seseorang meninggal
dunia, keluarga tersebut menyelenggarakan pembacaan Al-Qur’an yang lamanya
bergantung pada usia yang meninggal. Lain halnya dengan kebiasaan di Bandung
Timur. Upacara yang berhubungan dengan kematian seseorang dilakukan apabila
ekonomi keluarga yang meninggal itu termasuk kelas menengah ke atas, keluarga
yang ditinggalkan menyembelih kerbau kemudian daging kerbau tersebut dibagikan
kepada masyarakat sekitar (sekitar tahun 1989 di Cileunyi Kulon masih didapatkn
peristiwa ini), meskipun sekarang upacara itu hampir tidak pernah terjadi. Akan
tetapi, masih banyak lagi berbagai macam jenis upacara keagamaan yang masih
sangat kental dan sering dilaksanakan oleh kalangan masyarakat.
2)
Modernis
Dalam
masyarakat barat,modernis mengandung arti pikiran,aliran,gerakkan,dan usaha
untuk mengubah paham-paham dan institusi-institusi lama untuk di sesuaikan
dengan suasana baru yang di timbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Harun Nasution,1991 :11).Oleh karena itu,modern
(modernis,pelaku) lebih mengacu pada dorongan untuk melakukan perubahan karena
paham-paham dan institusi-institusi lama di nilai “tidak relevan”.Kaum modernis
percaya bahwa keterbelakangan umat islam lebih banyak di sebabkan oleh
kesalahan sikap mental,budaya,atau teologi mereka.Pandangan kaum modernis
merujuk padapemikiran modernis Muktazilah ,yang cenderung bersifat
antroposentris degan doktrinnya yang sangat terkenal,yaitu ushul
al-khamsah.Bagi muktazilah,manusia dapat menentukan perbuatannya sendiri.Ia
hidup tidak dalam keterpaksaan (jabbar).Akar teologi muktazillah dalam bidang
af’al al-‘ibad (perbuatan manusia) adalah qadariyah sebagai tesis dari
jabariyah. Asumsi dasar kaum modernis adalah bahwa keterbelakangan umat islam
karena mereka melakukan sakralisasi terhadap semua bidang kehidupan.Asumsi
tersebut pada dasarnya sejalan dengan aliran developmentalisme yang beranggapan
bahwa kemunduran umat islam terjadi di indonesia karena mereka tidak mampu
berpartisipasi secara aktif dalam proses pembangunan dan globalisasi.
3)
Revivalis-fundamentalis
Kecenderungan
umat islam ketiga dalam menghadapi globalisasi adalah revivalis.Revivalis
menjelaskan faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal) sebagai dasar
analisis tentang kemunduran umat islam.
Bagi
revivalis,umat islam terbelakang karena mereka justru menggunakan
ideologi lain atau “isme” lain sebagai dasar pijakan daripada menggunakan
Al-qur’an sebagai acuan dasar.Pandangan ini berangkat dari asumsi bahwa
Al-qur’an pada dasarnya telah menyediakan petunjuk secara
komplit,jelas,dan sempurna sebagai dasar bermasyarakat dan bernegara.
4) TRADISONALIS
Pemikiran
tradisionalis percaya bahwa kemunduran umat islam adalah ketentuan dan rencana
tuhan . Hanaya tuhan yang maha tahu tentang arti dan hikmah di balik kemunduran
dan ketrbelakangan umat islam .Makhluk , termasuk umat islam , tidak tahu
tentang gambaran besar sekenario tuhan , dari perjalanan panjang umat manusia .
Kemunduran dan keterbelakangan umat islam dinilai sebagai “ujian” atas keimanan
, dan kita tidak tahu malapetaka apa
yang akan terjadi di balik kemajuan dan pertumbuhan umat manusia
(mansour fakih dalam ulumul Qur’an,1997:11)
0 Response to "MAKALAH ISLAM DAN DUNIA KOTEMPORER"
Post a Comment