Pengertian Penyakit Jantung
Jantung merupakan salah satu organ
terpenting dalam tubuh. Organ berukuran sebesar kepalan tangan ini berfungsi
memompa dan menyebarkan darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh.
Penyakit jantung koroner juga dikenal dengan istilah penyakit jantung iskemik dan
termasuk salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sekitar 35 persen
kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit jantung. Menurut Federasi
Jantung Dunia, angka kematian akibat penyakit jantung koroner di Asia Tenggara
mencapai 1,8 juta kasus pada tahun 2014.
Penyebab
Penyakit Jantung Koroner
Seseorang mengalami penyakit jantung
koroner jika aliran darah ke jantungnya terhambat oleh lemak. Penimbunan lemak
di dalam arteri jantung ini dikenal dengan istilah aterosklerosis dan merupakan
penyebab utama penyakit
jantung koroner.
Selain dapat mengurangi suplai darah
ke jantung, aterosklerosis juga dapat menyebabkan terbentuknya trombosis atau
penggumpalan darah. Jika ini terjadi, aliran darah ke jantung terblokir
sepenuhnya dan serangan jantung pun terjadi. Faktor pemicu aterosklerosis meliputi kolesterol yang tinggi, merokok, diabetes,
serta tekanan darah tinggi.
Jenis-jenis
dan Gejala Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner terbagi ke
dalam dua jenis yang dikategorikan berdasarkan tingkat penghambatan aliran
darah, yaitu angina (angin duduk) dan serangan jantung.
Penyakit jantung yang tidak
ditangani akan mengakibatkan komplikasi mematikan. Ketika tidak menerima suplai
darah yang cukup hingga terlalu lemah untuk memompa darah, kinerja jantung akan
menurun. Kondisi ini dikenal sebagai gagal jantung.
Komplikasi ini dapat terjadi secara tiba-tiba maupun bertahap.
Jenis
Pemeriksaan Penyakit Jantung Koroner
Pada diagnosis awal, dokter biasanya
akan menanyakan tentang gejala, riwayat kesehatan keluarga, serta pola hidup
Anda. Jika mencurigai Anda mengidap penyakit jantung, dokter akan menganjurkan
Anda untuk menjalani beberapa pemeriksaan untuk mengonfirmasi diagnosis.
Misalnya, tes darah, elektrokardiogram (EKG), angiografi koroner, CT scan,
serta MRI scan.
Langkah
Pengobatan Untuk Penyakit Jantung Koroner
Jika mengidap penyakit jantung, Anda
sangat dianjurkan untuk mengubah pola hidup Anda seperti menjaga pola makan,
rutin berolahraga, minum obat secara teratur dan sesuai petunjuk dokter, serta
berhenti merokok. Penyakit jantung koroner tidak bisa disembuhkan, tapi bisa
dicegah agar tidak memburuk. Dokter akan menganjurkan langkah operasi untuk
menangani penyakit ini jika diperlukan. Tujuan dalam pengobatan penyakit jantung adalah untuk mengendalikan gejala dan menurunkan risiko
munculnya serangan fatal seperti serangan jantung.
Pencegahan
Penyakit Jantung Koroner
Terdapat beberapa langkah pencegahan yang sederhana untuk menghindari penyakit jantung, yaitu:
- Berhenti merokok.
- Menerapkan pola hidup sehat, misalnya mengurangi
makanan berkolesterol tinggi serta berolahraga teratur.
- Menjaga berat badan yang sehat.
- Mengurangi konsumsi minuman keras.
·
Penyakit jantung koroner terbagi ke
dalam dua jenis yang dikategorikan berdasarkan tingkat penyumbatan aliran darah
ke jantung.
·
Angina
·
Kondisi ini juga dikenal dengan
istilah angin duduk
di Indonesia. Angina adalah sakit dada yang timbul karena berkurangnya suplai
darah ke otot jantung akibat penyempitan pembuluh darah. Seseorang yang
menderita angina berisiko lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung
dibandingkan mereka yang tidak menderita angina.
·
Serangan ini biasanya berlangsung
beberapa menit dan dipicu oleh aktivitas fisik atau stres. Jenis sakitnya pun
bermacam-macam. Ada yang terasa menyebar di sekitar dada, berat seperti
tertindih, atau sesak. Selain sakit dada, seseorang juga bisa merasa sesak
napas, mual,
lelah, pusing dan
gelisah saat angina menyerang.
·
Angina dapat dikelompokkan ke dalam
dua jenis, yaitu angina stabil dan angina tidak stabil.
·
Angina stabil adalah jenis serangan
angina yang terjadi ketika jantung dituntut untuk bekerja lebih keras, misalnya
saat melakukan aktivitas berat. Serangan ini dapat diatasi dengan obat dan
istirahat. Serangan angina stabil tidak mengancam jiwa, tapi harus tetap
diwaspadai.
·
Sedangkan angina tidak stabil adalah
serangan angina yang menyerang secara tiba-tiba dan tanpa sebab yang jelas.
Serangan ini dapat berlangsung walau penderita sedang santai atau beristirahat
dan tidak selalu bisa ditangani dengan obat.
·
Serangan angina tidak stabil
membutuhkan penanganan medis darurat karena menandakan bahwa penderita
mengalami fungsi jantung yang menurun drastis. Jika setelah dosis obat angina
kedua dada masih terasa sakit, segera pergi ke rumah sakit terdekat.
·
Serangan
Jantung
·
Serangan jantung terjadi ketika
aliran darah ke jantung terhambat sepenuhnya. Penyebab utamanya adalah
terjadinya gumpalan darah atau trombosis. Penanganan medis dalam hitungan menit
diperlukan karena serangan ini dapat merusak otot jantung secara permanen.
·
Beberapa gejala serangan jantung
adalah sakit dada yang parah, kesulitan bernapas, merasa lemas, pusing, serta
panik. Sakit dada itu juga bisa menyebar ke leher hingga rahang, ke lengan
kiri, dan ke punggung.
·
Tetapi perlu diingat bahwa tidak
semua penderita serangan jantung mengalami sakit dada yang parah. Indikasi
serangan jantung bukan ditentukan oleh tingkat keparahan sakit dada, melainkan
dari kombinasi gejala yang dirasakan.
·
Penyakit jantung yang tidak
ditangani akan berujung pada komplikasi mematikan. Ketika tidak menerima suplai
darah hingga terlalu lemah untuk memompa darah, kinerja jantung akan menurun.
Kondisi ini disebut gagal jantung. Komplikasi ini dapat terjadi secara tiba-tiba maupun
bertahap. Dengan adanya kondisi gagal jantung, organ-organ lain seperti ginjal
dan paru-paru juga akan terpengaruh
·
Penyebab Penyakit Jantung
·
Penyebab utama penyakit jantung
koroner adalah penimbunan lemak dalam arteri atau aterosklerosis. Selain dapat
mengurangi suplai darah ke jantung, aterosklerosis juga dapat memicu
terbentuknya trombosis atau penggumpalan darah. Pengumpalan darah ini memblokir
suplai darah ke jantung. Jadi, orang yang menderita angina,
lebih rentan terkena serangan jantung.
·
Ada beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko penyakit jantung, yaitu:
·
Kebiasaan
Merokok
·
Perokok memiliki risiko lebih tinggi
untuk mengidap penyakit jantung. Karbon monoksida dalam asap rokok dan
kandungan nikotin pada rokok dapat meningkatkan risiko munculnya gumpalan darah
serta memacu jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga akan makin membebani
jantung. Senyawa kimia lain dari asap rokok juga dapat merusak dinding arteri
jantung yang akan memicu terjadinya penyempitan. Perokok mempunyai risiko 20-25
persen lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung dibandingkan mereka yang
tidak merokok sama sekali.
·
Pola Hidup
yang Buruk
·
Risiko penyakit jantung juga dapat
meningkat akibat pola hidup yang tidak sehat. Misalnya kurang berolahraga,
sering mengonsumsi makanan berlemak, dan jarang mengonsumsi buah-buahan serta
sayur-sayuran.
·
Kadar
Kolesterol yang Tinggi
·
Kolesterol terbagi dalam dua jenis,
yaitu kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Kolesterol jahat mudah menggumpal dan menempel pada
dinding pembuluh darah. Karena itu, kadar LDL yang tinggi dapat membentuk plak
yang menyebabkan aterosklerosis. Kadar LDL yang normal dalam darah adalah di
bawah 100 mg/dL.
·
Hipertensi
·
Anda akan dianggap mengidap hipertensi atau
tekanan darah tinggi jika tekanan darah Anda di atas 140/90 mmHg. Tekanan darah
yang tinggi berarti jantung bekerja lebih keras sehingga jantung dan pembuluh
darah akan lebih terbebani. Salah satu faktor pemicu hipertensi adalah konsumsi
makanan dengan kadar garam yang tinggi.
·
Penyakit
Diabetes
·
Diabetes dapat menyebabkan penebalan pada dinding pembuluh darah
sehingga berpotensi menghambat aliran darah. Karena itu, penderita diabetes
memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung.
·
Kelebihan Berat Badan
·
Orang yang kelebihan berat badan
atau mengalami obesitas berpotensi mengidap tekanan darah tinggi, cenderung memiliki
kadar kolesterol yang lebih
tinggi, serta lebih berisiko terkena
diabetes tipe 2. Karena itu, mereka juga memiliki risiko lebih tinggi untuk
mengidap penyakit jantung. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan
berat yang tinggi, jantung harus bekerja lebih keras dibandingkan jika tubuh
berberat badan ideal.
·
Faktor
Usia
·
Makin tua usia seseorang, makin
tinggi risikonya untuk mengidap penyakit jantung.
·
Jenis
Kelamin
·
Dibandingkan wanita, pria memiliki
risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung. Tetapi perlu diingat bahwa
risiko penyakit jantung pada wanita akan lebih tinggi setelah mengalami menopause.
·
Riwayat
Kesehatan Keluarga
·
Jika
memiliki keluarga inti seperti ayah, ibu, adik, atau kakak yang mengidap
penyakit jantung, risiko Anda untuk terkena penyakit jantung akan lebih tinggi
dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung dalam
keluarganya.
Diagnosis Penyakit Jantung
Sebagai langkah awal diagnosis,
dokter biasanya akan menanyakan tentang gejala, pola hidup, riwayat kesehatan
keluarga, serta memeriksa kadar kolesterol Anda. Jika dokter mencurigai Anda
mengidap penyakit jantung, ada beberapa langkah pemeriksaan yang akan Anda
jalani untuk mengonfirmasi diagnosis.
Pemeriksaan
Elektrokardiogram (EKG)
Aktivitas listrik otot jantung dapat
diperiksa melalui elektrokardiogram (EKG). Tetapi pemeriksaan ini saja belum
cukup untuk menentukan apakah Anda mengidap penyakit jantung atau tidak. Hasil
EKG yang tidak normal bisa mengindikasikan bahwa otot jantung tidak menerima
cukup oksigen.
Selain dengan posisi tidur,
pemeriksaan EKG juga ada yang dilakukan saat jantung pasien dipicu dengan
berlari di atas treadmil. Tes ini disebut dengan tes latihan stres atau
tes treadmil. Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi gejala angina.
Pemeriksaan
Ekokardiogram
Pemeriksaan yang sejenis dengan USG
ini digunakan untuk melihat struktur, ketebalan dan gerak tiap denyut jantung
hingga membentuk sebuah gambar jantung secara mendetail. Tes ini juga memeriksa
tingkat kinerja jantung.
Pemeriksaan
Enzim Jantung
Pemeriksaan ini dilakukan melalui
tes darah. Keberadaan enzim jantung dalam darah dapat mengindikasikan adanya
kerusakan pada otot jantung.
Angiografi
Koroner atau Kateterisasi Jantung
Pemeriksaan ini dilakukan dengan
penerapan bius lokal. Prosedur kateterisasi jantung meliputi:
- Memasukkan kateter sampai ke arteri jantung melalui
kaki atau selangkangan.
- Penyuntikan tinta ke dalam arteri jantung melalui
kateter.
Tujuan prosedur angiografi koroner
ini adalah untuk memeriksa keberadaan serta tingkat keparahan penyempitan di
dalam pembuluh darah jantung dan untuk memeriksa tekanan di dalam bilik
jantung.
CT
dan MRI scan
·
Kedua
pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk mengevaluasi jantung.
ARTIKEL TENTANG
SERANGAN JANTUNG
0 Response to "ARTIKEL TENTANG SERANGAN JANTUNG"
Post a Comment