Hubungan
Internasional (UNESCO)
UNESCO merupakan organisasi internasional dibawah
naungan PBB yang terbilang paling sukses diantara lainnya. Disamping itu UNESCO
juga berdiri sudah cukup lama kurang lebih 70 tahun sejak diresmikannya pada
bulan November 1945. Tujuan didirikannya UNESCO adalah baik sebagai instrumen
untuk membantu proses rekonsiliasi yang diperkirakan akan terjadi dalam konflik
antara ideologi Barat-Timur, dan/atau untuk membela dan mengkonsolidasi
nilai-nilai dunia non-Soviet saat ini (Sharp, 1951: 101). Kedua hal tersebut
tampaknya sudah menjadi dilema bagi UNESCO sendiri, dimana UNESCO sebaiknya
berkontribusi dalam perdamaian dunia. Misi-misi perdamaian dunia yang menjadi
tajuk tujuan utama UNESCO, ditegaskan dalam UNESCO Charter (dalam
Sharp, 1951: 101) bahwa perdamaian dunia salah satunya dapat dicapai melalui
pendidikan dan sains yang menciptakan pemahaman internasional mengenai
pentingnya perdamaian.
Konsepsi UNESCO mengenai pemahaman internasional pada dasarnya memiliki dua
pandangan yang berbeda (Sharp, 1951: 102) antara kubu Perancis dengan Amerika.
Menurut Perancis, konsepsinya harus ditekankan pada nilai dari menciptakan
(semacam) Menteri Pendidikan PBB yang fungsi utamanya adalah untuk
memfasilitasi hubungan akademisi lintas batas dan mensubsisdi pendidikan
negara-negara melalui karakter sains dan kultural. Berbeda dengan Perancis,
Amerika lebih cenderung menargetkan tujuan UNESCO pada saluran komunikasi massa
peoples speaking to peoples. Namun daripada itu, tujuan UNESCO secara
keseluruhan adalah untuk berkontribusi pada perdamaian dan keamanan dunia
melalui kolaborasi promosi diantara negara-negara melalui pendidikan, sains,
dan budaya (Sharp, 1951: 102-3). Apabila dijabarkan secara lebih detail, maka
UNESCO memiliki tiga tujuan besarnya. Yang pertama adalah dengan menerapkan
prinsip free flow of ideas by words and images, yang mana meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman bersama melalui segala macam komunikasi massa. Yang
kedua adalah memberikan impuls atau dorongan yang fresh pada
pendidikan populer dan penyebaran budaya dengan mempromosikan persamaan
kesempatan pendidikan. Tujuan yang ketiga adalah untuk memelihara,
meningkatkan, dan menyebarkan pengetahuan melalui program-program pertukaran
pelajar atau budaya, konservasi warisan budaya dunia, dan melalui akses-akses
produk akademisi, ilmuwan, maupun seniman seluruh dunia.
Banyaknya target tujuan yang ingin dicapai UNESCO pada akhirnya dapat menyebabkan
overlapping pada beberapa terma merujuk pada organisasi naungan PBB
lainnya seperti ILO maupun WHO. Kedua organisasi tersebut disinyalir juga
memegang peranan penting dalam pendidikan dan sains yang juga menjadi perhatian
utama UNESCO (Sharp, 1951: 103). Untuk itu dijelaskan lebih lanjut peta program
UNESCO yang telah dan sedang dijalankan saat ini. Pertama, UNESCO telah fokus
pada operasi clearinghouse dalam beberapa variasi permasalahan yang
meliputi pendidikan untuk dewasa, metode untuk memerangi buta huruf,
standarisasi terminology penggunaan sains, perkembangan film edukasi dan
lain-lain . Kedua, UNESCO juga telah aktif memfasilitasi jaringan komunikasi
antara pengajar, ilmuwan sains, akademisi, dan seniman-seniman lintas batas.
Ketiga, peningkatan sistem edukasi pada negara-negara yang sistem pendidikannya
tertinggal atas permintaan negara itu sendiri. Untuk itu dapat diketahui bahwa
UNESCO telah berusaha meningkatkan kualitas negara-negara, khususnya yang
tertinggal, melalui pendidikan, sains, maupun budaya. Walaupun demikian, UNESCO
pun mengalami beberapa hambatan seperti mahalnya biaya yang harus dikeluarkan,
banyaknya waktu yang harus diluangkan, serta keterbatasan sumber-daya (Sharp,
1951: 109). Untuk itu UNESCO kerap mendapatkan donasi dari negara-negara besar
seperti Amerika yang juga sekaligus menggantungkan dananya dari donasi-donasi
tersebut. Pemberian donasi besar dari negara-negara tersebut tidak lantas
mempengaruhi keputusan UNESCO sehingga menimbulkan semacam masalah minusnya koherensi
dan koordinasi. Penyebabnya adalah diterapkannya kebijakan satu negara, satu
suara. Sehingga menyebabkan sedikit ketidak-adilan bagi negara-negara yang
telah menyumbang banyak donasi karena tidak bisa mempenagruhi pengambilan
keputusan. Untuk itu banyaknya aktor yang turut menentukan keputusan dirasa
kurang efektif karena akan menimbulkan ketidakjelasan arah kebijakannya (Sharp,
1951: 106).
Fenomena minusnya koherensi dan koordinasi di UNESCO ini kemudian berujung pada
penarikan diri Amerika Serikat pada Desember 1984. Alasan Amerika dalam
penarikan dirinya dari keanggotaan UNESCO adalah (Joyner & Lawson, 1985:
50-2) diantaranya yang pertama, UNESCO telah beralih menjadi wadah penyebaran
ideologi komunis Soviet. Kedua, program-progam UNESCO dinyatakan Amerika sudah
terlalu terlibat dalam kegiatan politisasi. Ketiga, pemakaian dana dan
manajemennya dinyatakan tidak efektif dan tidak bertanggung-jawab. Untuk itu
Amerika lekas mengumumkan penarikan dirinya dari UNESCO. Hal tersebut tentu
saja memiliki dampak yang cukup signifikan bagi kelangsungan UNESCO. Salah
satunya adalah berhentinya bantuan dana dari Amerika Serikat yang cukup
mengurangi pemasukan UNESCO. Kedua, komposisi badan eksekutif dan sekertariat
berubah. Ketiga, pengaruh Amerika dalam program-program UNESCO mulai berkurang
dimana sebelumnya Amerika merupakan penggagas ide program-program UNESCO. Dan
yang keempat, perubahan fokus program UNESCO ke arah pembangunan ekonomi
negara-negara yang baru merdeka. Untuk itu banyak pihak yang berharap agar
Amerika kembali bergabung ke UNESCO, mengingat Amerika mampu menyediakan agensi
edukasi yang kuat.
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa UNESCO merupakan badan
organisasi internasional dibawah naungan PBB yang bergerak untuk mendukung
perdamaian dan keamanan dunia. Dijelaskan bahwa UNESCO mengusahakan perdamaian
melalui serangkaian misi yang melibatkan pendidikan, sains, dan kultural. Motif
utama UNESCO adalah untuk menciptakan pemahaman internasional melalui
pendidikan, sains, dan budaya. Pada dasarnya UNESCO ini menerapkan prinsip satu
negara, satu suara yang mana disinyalir berujung pada kurangnya koherensi dan
koordinasi, mengingat negara-negara dengan donasi besar tidak lantas
mempengaruhi keputusan kebijakan. Hal itu kemudian menjadi salah satu faktor
mundurnya Amerika dari keanggotaan UNESCO. Untuk itu, UNESCO pun ditekankan
untuk memperbaiki kinerjanya agar tidak salah fokus dan tetap menjadi salah
satu organisasi naungan PBB yang banyak berkontribusi dalam memajukan dan
perdamaian dunia.
0 Response to "Hubungan Internasional (UNESCO)"
Post a Comment