Transformasi Wavelet Diskrit
Transformasi wavelet ada dua bagian, diskrit dan kontinu.
Kebanyakan citra yang digunakan adalah citra diskrit, seperti citra yang
dihasilkan dari foto kamera digital atau scanner. Sehingga untuk melakukan
transformasi wavelet pada citra lebih baik menggunakan transformasi wavelet
diskrit. Selain itu juga transformasi wavelet diskrit lebih mudah dalam
mengaplikasikannya.
Transformasi wavelet diskrit merupakan proses dekomposisi citra
pada level dekomposisi tertentu, dimana pada setiap level dekomposisi dilakukan
proses melewatkan sinyal frekuensi tinggi (highpass filter) dan frekuensi
rendah (lowpass filter). Setelah itu dilakukan proses subband, dimana mengambil
sample dari setengah keluaran pada masing-masing filter tersebut.
Pada citra, filter highpass dan filter lowpass dapat
direpresentasikan sebagai matriks 2D. Pada bank filter, sebagai contoh jenis
wavelet haar, filter highpass dan lowpass didapat sebagai berikut :
Proses dekomposisi pada citra dengan menggunakan transformasi
wavelet diskrit dapat dilakukan dengan cara mentransformasikan terhadap
baris-baris citra, kemudian dilanjutkan dengan mentransformasikan terhadap
kolom-kolom citra. Ilustrasinya adalah sebagai berikut :
Pada gambar diatas, proses dekomposisi citra dengan level
dekomposisi satu, menghasilkan empat buah subband, yaitu :
1. cA : koeficien
aproksimasi atau LL
2. cH : koeficien
Horisontal atau HL
3. cV : koeficien
Vertikal atau LH
4. cD : koeficien
Diagonal atau HH
Proses dekomposisi tersebut dapat dilakukan sebanyak lebih dari
satu kali, yaitu sebanyak jumlah level yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk
melakukan dekomposisi lebih dari satu kali, proses dekomposisi selanjutnya
dilakukan dekomposisi pada koeficien aproksimasi (cA) atau LL, karena berisi
sebagian besar dari informasi citra. Kemudian didapat 4 subband lagi, yaitu
LL1, LH1, HL1 dan HH1. Begitu seterusnya hingga mencapai level yang diinginkan.
LH1, HL1 dan HH1 adalah matriks hasil dekomposisi level 1. Matriks
LL1 digunakan untuk melakukan dekomposisi ke level 2. Sehingga didapat LL2,
LH2, HL2 dan HH2 adalah matriks hasil dekomposisi level 2.
Hmm….sepertinya tulisan diatas benar-benar membingunkan. Memang
belajar teori lebih susah daripada prakteknya. Jadi disini saya akan memberikan
sebuah contoh proses dekomposisi dengan menggunakan Transformasi Wavelet
Diskrit dengan jenis haar.
Sebagai contoh, misal terdapat citra dengan matriks input sebagai
berikut :
Filter lowpass dan filter highpass dengan jenis haar adalah
sebagai berikut :
Langkah pertama adalah mengalikan filter lowpass dengan matriks M
terhadap baris. Untuk memudahkan perkalian terhadap baris, sebaiknya dilakukan
transpose pada matriks M, sehingga didapat :
Kemudian dilakukan perkalian matriks MT dengan filter lowpass yang
menghasilkan matriks D1T.
Untuk mengembalikan ke baris dan kolom sebenarnya, dilakukan
proses transpose kembali pada matriks D1T.
Langkah selanjutnya adalah melakukan perkalian filter lowpass
dengan matriks D1 terhadap kolom. Proses tersebut menghasilkan matriks D2,
sebagai berikut :
Matriks D2 ini yang disebut dengan koeficien aproksimasi (LL).
Untuk mencari nilai HL, LH dan HH, sama seperti langkah diatas, namun dilakukan
dengan mengalikan filter lowpass terhadap baris dan filter highpass terhadap
kolom untuk HL, mengalikan filter highpass terhadap baris dan filter lowpass
terhadap kolom untuk LH dan mengalikan filter highpass terhadap baris dan kolom
untuk HH.
0 Response to "Transformasi Wavelet Diskrit Singkat Lengkap"
Post a Comment