Naskah Sosio Drama proklamasi kemerdekaan 15 – 16 Agustus
1945
Dan
Sosio Drama proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945
NAMA – NAMA
PEMERAN :
Ir.
Soekarno
:
Laksamana Maeda :
Moh.Hatta
:
Trimurti
:
Mr.Soebardjo
:
Iwa Kusumasumantri:
Chairul
Shaleh
:
Djojo Pranoto :
Wikana
:
Yusuf Kunto :
Darwis
:
Sudiro
:
Syodanco Singgih
:
B.M Diah
:
Ibu
Fatmawati
:
Sayuti Melik
:
Sutan
Syahrir
:
Latief
H
:
Sukarni
:
S. Suhud
Sosio
Drama proklamasi kemerdekaan 15 – 16 Agustus
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar
Hirohito memerintahkan penghentian permusuhan terhadap sekutu, setelah
sebelumnya yaitu pada tanggal 14 Agustus 1945 sekutu menjatuhkan bom atom di
kota Hiroshima dan Nagasaki. Berita tentang genjatan senjata yang dilakukan
oleh Jepang ini disiarkan di radio jepang dari Tokyo. Ternyata siaran tersebut
tertangkap di Indonesia dan Sutan Syahrir mendengarnya.
Sutan S. Apakah kalian sudah
mendengar berita kekalahan Jepang?
Sukarni Belum, Bung .
Benarkah itu? Apa yang terjadi dengan Jepang?
Sutan
S. Dari yang kudengar, Sekutu telah menjatuhkan
bom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Oleh sebab itulah, Jepang melakukan
genjatan senjata.
Chairul S.
Kalau begitu, berarti kita harus segera memproklamirkan kemerdekaan.
Sukarni
Benar itu, Jepang sudah tak ada wewenang lagi di negeri kita. Kita harus
memanfaatkan momen ini!
SCENE II : Peristiwa
Rengasdengklok
Babak
1 : Perdebatan
golongan tuan dengan golongan muda
Setelah mendengar berita kekalahan
Jepang, Chairul Shaleh segera merencanakan pertemuan dengan anggota golongan
muda lainnya untuk membicarakan masalah proklamasi kemerdekaan. Pertemuan ini
dilangsungkan di Jalan Pegangsaan Tinur No. 17 Jakarta pukul 20.00 WIB.
Chairul S. Teman-teman
sekalian, sudahkah kalian mendengar berita tentang kekalahan Jepang ?
Wikana Belum,
kawan . Darimana engkau tahu tentang itu ?
Chairul S.
Barusan saya dan Sukarni berkumpul dengan Syahrir, ia mendengar siaran radio
Jepang yang mengumumkan berita tentang genjatan senjata itu.
Darwis
Berarti negeri kita sekarang dalam kondisi vacuum of power ?
Chairul S.
Benar. Demikian, saya mengumpulkan kalian semua disini untuk membicarakan
masalah itu. Kita harus memanfaatkan situasi ini untuk memproklamirkan
kemerdekaan.
Sukarni
Tepat sekali . Kalau begitu, kita harus membagi tugas. Wikana dan Chairul,
kalian harus pergi ke kediaman Soekarno untuk menyampaikan kabar ini. Saya dan
Bung Darwis akan memerintahkan anggota pemuda lainnya untuk merebut kekuasaan
dari Jepang.
Kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan
Timur No.56 Jakarta pukul 22.00 WIB. Terjadi Perdebatan serius antara golongan
pemuda dengan Soekarno
Wikana Kita
harus memproklamirkan kemerdekaan sekarang , Bung !
Soekarno Ini
batang leherku, seretlah aku ke pojok itu sekarang dan potong leherku malam ini
juga! Kamu tidak perlu menunggu hingga esok hari!
Chairul S.
Tapi ini saat yang tepat, Bung. Jepang sudah kalah oleh Sekutu dan tak ada
kuasa lagi di negeri ini. Mengapa harus menunggu? Rakyat sudah banyak menderita
akibat penjajahan ini..
M.
Hatta Jepang adalah masa yang silam. Belum
lagi kita harus menghadapi Belanda yang hendak kembali berkuasa di negeri ini.
Jika Saudara tidak setuju dengan apa yang saya katakan, dan mengira diri
Saudara telah sanggup menopang kekuatan sendiri, Mengapa datang pada Soekarno
dan memintanya untuk memproklamirkan kemerdekaan?
Chairul S.
Apakah kita harus menunggu janji Jepang untuk memerdekakan bangsa ini? Kita bisa,
Bung. Kita harus bangkit dan memproklamirkan kemerdekaan sendiri. Mengapa harus
menunggu janji manis itu? Jepang sendiri bahkan telah kalah dalam “Perang Suci”
nya!
Soekarno
Kekuatan segelintir ini takkan mampu mengalahkan armada perang milik Jepang!
Coba kau perlihatkan padaku, mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu? Apa
tindakanmu untuk menyelamatkan wanita dan anak-anak jika ternyata terjadi
pertumpahan darah? Bagaimana cara kita nanti untuk mempertahankan kemerdekaan?
Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri.
Wikana
Tapi semakin cepat kita memproklamasikan kemerdekaan akan semakin cepat pula
kita mengakhiri penderitaan rakyat yang sudah ditanggung selama ini.. Inilah
yang sudah ditunggu-tunggu bangsa kita, Bung.
M. Hatta Baiklah. Tapi
berikan kami waktu untuk berunding sebentar.
Kemudian para anggota golongan tua
yang berada di kediaman Soekarno langsung membicarakan permasalahan tersebut.
M.
Hatta Bagaimana ini? Para pemuda menuntut
untuk segera memproklama-sikan kemerdekaan.
Soekarno Tapi
kita tidak boleh gegabah, Bung. Kita butuh waktu untuk mempersiapkan semuanya
dengan matang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Mr.Soebarjo Saya setuju. Menurut
saya, yang terpenting sekarang adalah menghadapi Sekutu yang hendak berniat
kembali berkuasa di negeri ini. Selain itu, masalah kemerdekaan sebaiknya
dibicarakan lagi dalam sidang PPKI 18 Agustus mendatang.
Iwa K.
Lalu bagaimana dengan
pendapat golongan muda? Apa kita abaikan saja?
Djojo
P. Ya, lagipula mereka masih muda,
pemikiran mereka terlalu pendek. Kita harus melihat ke depan, mempersiapkannya
dengan matang. Kalau tidak bagaimana nanti jika semuanya berantakan?
Iwa
K. Baiklah, Bung.
Berarti kita semua sudah sepakat.
Setelah selesai berunding, para
golongan tua segera menemui para anggota golongan muda yang menunggu di luar
ruangan.
Moh. Hatta Setelah kami
berunding tadi, kami memutuskan untuk tidak tergesa-gesa mengenai hal
proklamasi kemerdekaan. Hal ini masih akan dibicarakan lagi dalam sidang PPKI.
BABAK 2 : Penculikkan
Soekarno dan Moh. Hatta oleh para pemuda.
Dengan
berat hati mendengar keputusan tersebut, para pemuda pun meninggalkan kediaman
Soekarno. Tetapi mereka tidak putus asa. Mereka pun menyusun strategi bagaimana
membujuk Soekarno dan Moh. Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan sesegera
mungkin. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengasingkan kedua tokoh itu ke
Rengasdengklok agar terhindar dari desakan pemuda dan pengaruh Jepang di
Jakarta.
Tanggal 16 Agustus 1945 Pukul 04.00 WIB, kediaman Soekarno
Chairul S. Assalamualaikum ..
M. Hatta Waalaikumsalam. Ada
apa Saudara datang sepagi ini ?
Darwis
Kami bermaksud membawa Anda dan Soekarno untuk ikut kami menuju tempat
pengasingan.
Soekarno Tempat pengasingan ? Apa yang
Saudara maksudkan ?
Chairul S.
Ya, kami akan membawa kalian untuk diasingkan agar terhindar dari ancaman
bentrok antara rakyat dan Jepang.
Moh. Hatta Baiklah, kami akan ikut.
Darwis
Sebaiknya Ibu Fatmawati dan anak Anda turut serta, Bung. Untuk menjamin
keselamatan mereka.
Soekarno Baiklah, saya akan mengajak
mereka.
Hilangnya Soekarno dan Moh. Hatta
secara misterius pagi itu,menimbulkan kepanikan di kalangan para pemimpin di
Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui oleh Mr. Ahmad Soebardjo pukul 08.00
pagi.
Mr.Soebarjo Apakah Saudara tahu keberadaan Soekarno dan Bung
Hatta ?
Wikana Maaf,
saya tidak tahu, Bung.
Mr.Soebarjo Katakanlah kepadaku
dimana mereka sekarang, dan aku akan menjamin keselamatan mereka ketika kembali
ke Jakarta, dan aku akan menjamin kemerdekaan untuk kalian esok harinya.
Sudiro Akankah
Anda bersumpah untuk itu ?
Mr.Soebarjo Kau bisa percaya padaku, Nak
Wikana Baiklah,
kami akan menunjukkan tempatnya, di Rengasdengklok.
Mr.Soebarjo (memanggil salah seorang pemuda) Hei, Nak !
Tolong antarkan kami
ke Rengasdengklok.
Yusuf Kunto Maaf saya, Pak? Baik,
kalau begitu naiklah(Mr. Soebardjo naik ke mo-bil beserta Wikana dan Sudiro
kemudian berangkat menuju Reng-asdengklok)
BABAK
3 : Perundingan dengan Soekarno di
Rengasdengklok
Soekarno Nah,
jelaskan sekarang mengapa Saudara sekalian membawa kami kesini.
Chairul S. Maafkan kelancangan kami,
Bung . Ini demi keselamatan Anda.
Darwis
Kami ingin membicarakan masalah proklamasi kembali.
Moh. Hatta Bukankah tempo
hari sudah kami katakan kepada kalian, masalah kemerdekaan masih akan
dibicarakan dalam sidang PPKI ?
Chairul S.
Memang benar adanya. Tetapi kami semua berpendapat, Mengapa menunggu untuk di
merdekakan oleh Jepang ? Mengapa menunggu hasil sidang PPKI, kalau kita bisa
bergerak dengan kekuatan sendiri ? PPKI itu bentukan Jepang, Bung. Kami ingin
memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan dari Jepang.
Soekarno
Pendapat itu benar. Namun, kita masih terlalu dini untuk memproklamasikan
kemerdekaan. Selain itu kita belum siap dan masih membutuhkan bantuan dari
Jepang untuk merdeka.
Darwis
Bagaimana bila perkataan Jepang tentang kemerdekaan bangsa kita hanya janji
manis belaka? Apa yang akan Anda lakukan?
Sukarni
Apakah akan selamanya menunggu janji itu, Bung? Kita harus memproklamasikan
kemerdekaan sekarang juga, demi rakyat yang sudah bertahun-tahun terbelenggu
oleh penjajahan di Tanah Air mereka sendiri! Mereka berhak bebas, dan
sekaranglah saatnya!
Syodanco S. Tenang Saudara sekalian. Mari bicarakan semuanya
dengan kepala dingin, tidak perlu ada ketegangan, ok?
(Syodanco Singgih membawa Soekarno
dan Moh. Hatta menjauh dari perdebatan itu, kemudian mereka berunding)
Syodanco S. Saya mengerti perhitungan
Anda berdua mengenai masalah proklamasi ini, kita memang belum mempertimbangkan
semuanya dengan matang. Tapi saya percaya kita dapat bangkit dan memanfaatkan
situasi ini. Kesempatan tidak akan datang dua kali, Bung. Apa yang mereka
katakan benar adanya dan saya mendukung mereka.
Moh. Hatta Tetapi, apakah kita bisa? Akankah ini
semua mungkin dilakukan?
Syodanco S. Tentu mungkin, Bung. Asal
kita berusaha tentu akan kita temukan jalan keluarnya. Lagipula, para pemuda di
Jakarta sedang menyusun strategi pertahanan untuk mencegah serangan dari Jepang
ataupun sekutu yang tidak menerima proklamasi bangsa kita.
Soekarno
Baiklah, saya setuju. Kita akan memproklamasikan kemerdekaan tanpa ada campur
tangan Jepang.
Pada pukul 17.30 WIB , rombongan dari
Jakarta tiba di Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Moh. Hatta.
Mr.Soebarjo Syukurlah kalian semua
baik-baik saja. Jadi bagaimana keputusan-nya?
Moh. Hatta Kami setuju
kemerdekaan akan dilaksanakan tanpa campur tangan Jepang.
Mr.Soebarjo Lalu, Kapan kita akan
melaksanakannya? Menurut saya, bagaimana jika besok? Pasukan pemuda di Jakarta
sudah bersiap.
Soekarno Jika mungkin, ya kita akan
melaksanakannya esok pagi.
Sosio Drama Proklamasi 17 Agustus 1945
Selesailah
perundingan di Rengasdengklok. Semua anggota golongan tua maupun muda kembali
ke Jakarta untuk membahas lanjut rencana proklamasi kemerdekaan tanggal 17
Agustus 1945.
SCENE III :
Rumah Laksamana Maeda (Perumusan Teks Proklamasi)
Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 23.00
WIB, rombongan tiba di Jakarta.
Mr.Soebarjo
Bagaimana kita membicarakan naskah proklamasi untuk mendeklarasikan kemerdekaan
kita ?
Chairul
S. Kita butuh tempat untuk membahasnya, Bung. Tapi hari
sudah malam dan pihak Jepang tak mungkin mengizinkan kita melakukan kegiatan
sekarang, apalagi jika mereka tahu bahwa kita hendak membicarakan rencana
proklamasi.
Mr.Soebarjo Saya
punya ide. Kita akan meminjam rumah perwira Jepang, Laksamana Maeda.
(Rombongan kemudian
berangkat ke rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol No.1)
Mr.Soebarjo (mengetuk pintu)
L.
Maeda Selamat malam, Ada apa, Bung ?
Mr.Soebarjo Maaf
kami mengganggu Anda malam-malam begini. Kami perlu tempat untuk membicarakan
rencana kemerdekaan yang akan dilangsungkan esok hari.
L.
Maeda Benarkah itu? Kalau begitu,masuklah. Saya
turut gembira mendengar kabar ini. Silakan gunakan ruangan yang kalian
butuhkan. Saya akan pergi istirahat dulu.
Chairul S.
Terimakasih, Pak Perwira.
Perumusan
Teks Proklamasi dilakukan di rumah makan Maeda. Tiga eksponen pemuda yaitu
Sukarni, Sudiro, dan B.M Diah menyaksikan Soekarno, Moh Hatta, dan Mr. Ahmad
Soebardjo membahas perumusan naskah proklamasi.
Acara
Perumusan naskah proklamasi berjalan lancar.Tidak ditemukan kesulitan untuk
menemukan rumusan yang tepat. Sebagai hasil pembicaraan mereka bertiga, di
perolehlah rumusan yang di tulis tangan oleh Soekarno.
Pada
tanggal 17 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB, dibacakanlah rumusan naskah proklamasi
untuk yang pertama kalinya di depan para hadirin yang berada di rumah Maeda
yang langsung disetujui. Namun kemudian timbullah persoalan tentang siapa saja
yang akan menandatangani naskah proklamasi.
Chairul
S. Menurut saya, sebaiknya naskah ini jangan
ditandatangani oleh anggota PPKI.
B.M
Diah Memang kenapa? Lantas siapa yang akan
menandatanganinya?
Chairul S.
PPKI kan lembaga bentukkan Jepang . Kita sudah sepakat tadi untuk melaksanakan
proklamasi tanpa campur tangan Jepang.
Mr.Soebarjo Kau benar, Nak. Bagaimana
ini, Bung ?
Soekarno
Adakah dari kalian yang punya pendapat untuk menyelesaikan masalah ini?
Sukarni
Bagaimana jika naskah ini ditandatangani oleh hadirin yang datang
saat ini? Seperti Amerika ketika menandatangani teks deklarasinya.
Moh.Hatta Jangan,
kita tidak boleh meniru. Kita harus berbeda dari bangsa lain.
Wikana
Lalu bagaimana, Bung Karno ?
Soekarno
Karena ini semua berkat jasa-jasa Indonesia berarti “Atas nama bangsa
Indonesia”
Sukarni
Saya setuju, dan saya punya usul. Yang menandatangani teks cukup dua orang saja
yaitu Anda dan Bung Hatta sebagai wakil dari bangsa Indonesia. Bagaimana?
Soekarno Usul
yang bagus. Bagaimana hadirin ?
Hadirin
Kami setuju !!!
Setelah semuanya
setuju, Soekarno memerintahkan Sayuti Melik untuk mengetik teks proklamasi
Soekarno
Tolong kau ketik teks proklamasi ini. Jagalah teks ini baik-baik.
Sayuti M.
Baik, Bung. (dengan segera mengetik teks tersebut)
Sayuti Melik pun
mengetik teks tersebut. Semua persiapan proklamasi rampung pada pukul 04.30
WIB. Lalu, semua hadirin pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira.
Kemudian para pemuda mengirimkan kurir-kurir untuk menyampaikan bahwa saat
proklamasi telah tiba. Mereka juga mengatur pelaksanaan penyiaran berita
proklamasi kemerdekaan. Menyebarkan beberapa pamfleet ke penjuru Jakarta dan
sekitarnya. Pengeras suara diusahakan adanya. Semua dilakukan agar rakyat dapat
turut menyaksikan momen paling berharga untuk bangsa Indonesia
Pada saat yang
sama, Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai di kediaman mereka dan berbincang
sejenak.
Soekarno
Alhamdulillah akhirnya semua berjalan dengan lancar. Terimakasih ibu telah
menemani saya di saat-saat yang cukup menguras pikiran ini.
Fatmawati
Iya, terimakasih Gusti Allah yang telah memberikan jalan pada bangsa kita untuk
memproklamasikan kemerdekaan. Oh iya pak, apakah kalian sudah merencanakan
bagaimana proklamasi besok akan berlangsung?
Soekarno
Sudah, kita akan melaksanakan upacara bendera, yang nanti akan di iringi lagu
Indonesia Raya karya Bung Supratman.
Fatmawati
Bukankah kita belum punya bendera? Lantas bagaimana?
Soekarno
Ya ampun, Bapak sampai lupa, Bu. Kalau begitu bagaimana jika Ibu saja yang
menjahitkan bendera?
Fatmawati
Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada hanya kain merah dan putih. Apa
tidak apa-apa?
Soekarno
Tentu saja. Buatlah bendera yang sederhana. Yang penting kita sudah berusaha
untuk menyediakannya.
Fatmawati
Baiklah, Pak. Dan, Ibu punya ide. Kita namakan saja bendera nya “Sang Saka
Merah Putih”. Bagaimana?
Soekarno
Ide yang bagus. Ya, bendera pusaka “Sang Saka” dan warna nya merah putih,
menjadi “Sang Saka Merah Putih”, Brilian !
Fatmawati
Ya sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana. Menyusun pidato yang nanti akan bapak
bacakan.
SCENE
IV : Proklamasi Kemerdekaan
Hari Jum’at pada
tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jl. Pegangsaan Timur No.56 ,
dilangsungkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sesaat sebelum upacara dimulai…
Soekarno
Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih ini sebagai tanda awal
kejayaan bangsa ini. (sambil menyerahkan bendera)
Trimurti
Siap, Bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk mengibarkannya. (memanggil
Suhud dan Latief) Hei, kalian! Jaga baik-baik bendera ini. Kalian mendapat
kehormatan untuk mengibarkan bendera ini untuk pertama kalinya dalam sejarah
Indonesia.
Latif&Suhud Siap, Komandan ! Kami
tak akan mengecewakan Anda.
Tiba saatnya Upacara Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia…
Tokoh-tokoh pejuang
Indonesia telah hadir di lokasi. Di antaranya yaitu Mr. AA. Maramis, HOS
Cokroaminoto, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantara, M. Tabrani dll.
Suasana menjadi
sangat hening. Soekarno dan Hatta dipersilahkan maju beberapa langkah dari
tempatnya semula. Soekarno mendekati mikrofon. Dengan suaranya yang lantang dan
mantap, Soekarno pun membacakan pidato pendahuluan sebelum beliau membacakan
teks proklamasi.
Pidato Soekarno :
Saudara-saudara
sekalian ! Saya telah minta Saudara hadir disini, untuk menyaksikan peristiwa
maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa
Indonesia telah berjuang umtuk merdeka. Bahkan telah beratus-ratus tahun
lamanya, gelombang aksi kita tidak putus dalam berjuang untuk memerdekakan
negeri ini. Kita jatuh bangun menyusun kekuatan untuk menggapai cita-cita
Indonesia bebas dari penjajahan bangsa lain. Semalam, kami para pemuka-pemuka
rakyat Indonesia dari berbagai penjuru bergabung untuk memusyawarahkan dan
permusyawaratan itu seiya-sekata berkata : inilah saatnya bagi kita untuk
mengobarkan api revolusi kemerdekaan Indonesia. Saudara sekalian ! Dengan ini
kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami :
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini
menyatakan Kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan
kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo
yang sesingkat-singkatnya
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 45
“Atas nama bangsa Indonesia”
Soekarno-Hatta
Kemudian di
kibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya. Hadirin
turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut.
Peristiwa
Proklamasi ini memang hanya berlangsung sebentar. Namun. Peristiwa itu telah
megubah segala sendi kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa Proklamasi
Kemerdekaan telah menjadi momentum puncak perjuangan Bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa harus berprestasi dalam rangka
mengisi kemerdekaan tersebut, bukan malah menodainya. Kita harus bisa membalas
budi para pejuang Tanah Air jaman dahulu dengan cara mempertahankan kemerdekaan
ini !
0 Response to "Naskah Sosio Drama proklamasi kemerdekaan 15 – 16 Agustus 1945 Dan Sosio Drama proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945"
Post a Comment