Organisasi Masa Moderat
3.Organisasi Pergerakan Nasional - Masa
Awal,Masa Radikal,Masa Moderat
Sejak kedatangan
bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Nusantara pada abad ke-16, bangsa Indonesia
telah mengadakan perlawanan. Namun segala bentuk perlawanan yang dilakukan
tersebut selalu mengalami kegagalan. Adapun faktor penyebab gagalnya perjuangan
bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah adalah:
a. Perjuangan
bersifat kedaerahan.
b. Perlawanan
tidak dilakukan secara serentak.
c. Masih
tergantung pimpinan (jika pemimpin tertangkap, perlawanan terhenti).
d. Kalah
dalam persenjataan.
e. Belanda
menerapkan politik adu domba (devide et impera).
Pergerakan nasional
setelah tahun 1908 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Pergerakan
bersifat kebangsaan (nasional).
b. Pergerakan
menggunakan sistem organisasi yang modern dan demokratis, serta tidak terpusat
pada pimpinan.
c. Pergerakan
didirikan oleh kaum terpelajar yang memiliki pandangan luas dan jauh ke depan.
d. Bentuk
perjuangan tidak bersifat fisik, melainkan gerak sosial,ekonomi, dan
pendidikan.
Adapun laju pergerakan
nasional Indonesia disebabkan oleh faktor dari dalam negeri maupun dari luar
negeri.
1. Faktor
dari dalam negeri (intern)
Faktor-faktor yang
mendorong pergerakan nasional yang muncul dari bangsa sendiri di antaranya
adalah:
a.
penderitaan yang berkepanjangan,
b.
lahirnya golongan cendikiawan, dan
c. kenangan
kejayaan masa lampau yang pernah dialami bangsa Indonesia pada zaman Sriwijaya
dan Majapahit.
2. Faktor
dari luar negeri (ekstern)
Faktor yang
berpengaruh terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia yang berasal dari
luar negeri adalah:
a.
kemenangan Jepang atas Rusia 1905
b.
kebangkitan nasional negara-negara tetangga seperti India dan Filipina,
c. pengaruh
masuknya paham-paham baru seperti nasionalisme dan demokrasi.
Organisasi
Pergerakan Nasional
A. Masa Awal
1. Budi Utomo
(Boedi Oetomo)
A. Pendiri : Dr.
Sutomo dan para mahasiswa STOVIA
B. Tanggal
didirikan : Minggu, 20 Mei 1908
C. Tujuan :
mencapai kemerdekaan Indonesia
D. Sifat :
Sosial, Ekonomi, Kebudayaan
E. Perjuangan :
Pada tanggal 3-5
Oktober 1908, Budi Utomo menyelenggarakan kongresnya yang
pertama di Kota Yogyakarta. Hingga diadakannya kongres yang pertama ini, BU
telah memiliki tujuh cabang di beberapa kota, yakni Batavia, Bogor, Bandung,
Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo. Pada kongres di Yogyakarta ini,
diangkatlah Raden Adipati Tirtokoesoemo (mantan bupati Karanganyar) sebagai
presiden Budi Utomo yang pertama. Semenjak dipimpin oleh Raden Adipati
Tirtokoesoemo, banyak anggota baru BU yang bergabung dari kalangan bangsawan
dan pejabat kolonial, sehingga banyak anggota muda yang memilih untuk
menyingkir
2. Sarekat Dagang
Islam; Sarekat Islam; Partai Sarekat Islam
A. Pendiri : H.
Samanhudi
B. Tanggal didirikan :
16 Oktober 1905
C. Tujuan : Melindungi
kepentingan pedagang pribumi dari pedagang Cina, membuat persaingan perdagangan
menjadi sehat. Tujuan lain :
1. Mengembangkan jiwa
dagang.
2.Membantu
anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
3.Memajukan pengajaran
dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat.
4.Memperbaiki
pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam.
5.Hidup menurut
perintah agama.
D. Sifat : Agama,
Ekonomi, Sosial (Sementara : Politik)
E. Perjuangan :
Pada kongres pertama
SDI di Solo tahun 1906, namanya ditukar menjadi Sarikat Islam. Pada tanggal 10
September 1912 berkat keadaan politik dan sosial pada masa tersebut HOS
Tjokroaminoto menghadap notaris B. ter Kuile di Solo untuk membuat Sarikat
Islam sebagai Badan Hukum dengan Anggaran Dasar SI yang baru, kemudian
mendapatkan pengakuan dan disahkan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 14
September 1912. Hos Tjokroaminoto mengubah yuridiksi SDI lebih luas yang
dulunya hanya mencakupi permasalahan ekonomi dan sosial. kearah politik dan
Agama untuk menyumbangkan semangat perjuangan islam dalam semangat juang rakyat
terhadap kolonialisme dan imperialisme pada masa tersebut. Selanjutnya karena
perkembangan politik dan sosial SI bermetamorfosis menjadi organisasi
pergerakan yang telah beberapa kali berganti nama yaitu Central Sarekat Islam
(disingkat CSI) tahun 1916, Partai Sarekat Islam (PSI) tahun 1920, Partai
Sarekat Islam Hindia Timur (PSIHT) tahun 1923, Partai Syarikat Islam Indonesia
(PSII) tahun 1929, Syarikat Islam (PSII) tahun 1973, dan pada Majlis Tahkim
(kongres nasional) ke-35 di Garut tahun 2003,namanya diganti menjadi Syarikat
Islam (disingkat SI). Sejak kongres tersebut eksistensi dan pergerakan Syarikat
Islam yang masih ada dan tetap bertahan hingga sekarang disebut Syarikat Islam.
Sejak Majlis Tahkim ke-40 di Bandung pada tahun 2015 telah mengukuhkan Dr.
Hamdan Zoelva, SH., MH. sebagai Ketua Umum Laznah Tanfidziyah. Melalui
keputusan tertinggi organisasi tersebut, Syarikat Islam kembali ke khittahnya
sebagai gerakan dakwah ekonomi.
3. Muhammadiyah
A. Pendiri : KH.
Ahmad Dahlan
B. Tempat,
Tanggal didirikan : Kampung Kauman, Yogyakarta, 18 November 1912
C. Tujuan :
mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang menurut
anggapannya, banyak dipengaruhi hal-hal mistik
D. Sifat : Agama,
Pendidikan
E. Perjuangan :
Kegiatan ini pada
awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian
Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian
sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagaiHogere School
Moehammadijah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School
Moehammadijah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta
4. Indische
Partij
A. Pendiri : 3
Serangkai ( Ernest Francois Eugene Douwes Dekker/Danudirja Setiabudi, Dr. Cipto
Mangkunkusumo, RM Suwardi Suryaningrat)
B. Tanggal
didirikan : 25 Desember 1912
C. Tujuan : Indische
Partij menginginkan adanya kerja sama orang Indo dan bumi putera. Hal ini
disadari benar karena jumlah orang Indo sangat sedikit, maka diperlukan kerja
sama dengan orang bumi putera agar kedudukan organisasinya makin bertambah
kuat, Mengembangkan semangat nasionalisme warga Indonesia, mendobrak kenyataan
politik rasial yang dilakukan pemerintah kolonial.
D. Sifat :
Politik
E. Perjuangan :
Ø merupakan
partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia
Ø Tujuan
dari partai ini benar-benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan politik
rasial yang dilakukan pemerintah kolonial. Tindakan ini terlihat nyata pada
tahun 1913. Saat itu pemerintah Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun
bebasnya Belanda dari tangan Napoleon Bonaparte (Perancis). Perayaan ini direncanakan
diperingati juga oleh pemerintah Hindia Belanda. Adalah suatu yang kurang pas
di mana suatu negara penjajah melakukan upacara peringatan pembebasan dari
penjajah pada suatu bangsa yang dia sebagai penjajahnya. Hal yang ironis ini
mendatangkan cemoohan termasuk dari para pemimpin Indische Partij. R.M. Suwardi
Suryaningrat menulis artikel bernada sarkastis yang berjudul Als ik een
Nederlander was (Andaikan aku seorang Belanda). Akibat dari tulisan itu R.M.
Suwardi Suryaningrat ditangkap. Menyusul sarkasme dari Dr. Cipto Mangunkusumo
yang dimuat dalam De Expres tanggal 26 Juli 1913 yang diberi judul Kracht of
Vrees?, berisi tentang kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan. Dr. Tjipto pun
ditangkap, yang membuat rekan dalam Tiga Serangkai, Douwes Dekker mengkritik
dalam tulisan di De Express tanggal 5 Agustus 1913 yang berjudul Onze Helden:
Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat (Pahlawan kita: Tjipto
Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat). Kecaman-kecaman yang menentang
pemerintah Belanda menyebabkan ketiga tokoh dari Indische Partij ditangkap.
Pada tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda. Douwes Dekker dibuang ke Kupang,
NTT sedangkan Dr. Cipto Mangunkusumo dibuang ke Pulau Banda. Namun pada tahun
1914 Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit. Sedangkan
Suwardi Suryaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker baru kembali ke Indonesia pada
tahun 1919. Suwardi Suryaningrat terjun dalam dunia pendidikan, dikenal sebagai
Ki Hajar Dewantara, mendirikan perguruan Taman Siswa. E.F.E Douwes Dekker juga
mengabdikan diri dalam dunia pendidikan dan mendirikan yayasan pendidikan
Ksatrian Institute di Sukabumi pada tahun 1940. Dalam perkembangannya, E.F.E
Douwes Dekker ditangkap lagi dan dibuang ke Suriname, Amerika Selatan.
B. Masa Radikal
5. Indische
Vereeniging (Perhimpunan
Indonesia)
A. Pendiri :
Soetan Kasajangan Soripada dan R.M. Noto Soeroto (orang Indonesia di Belanda)
B. Tanggal
didirikan : -, 1908
C. Tujuan :
Ø Tujuan utama
(awal) : mengadakan pesta dansa-dansa dan pidato-pidato.
Ø Sejak Tjipto
Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) masuk, pada
1913, mulailah mereka memikirkan mengenai masa depan Indonesia. Mereka mulai
menyadari betapa pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Semenjak
itulah vereeninging ini memasuki kancah politik. Waktu itu pula vereeniging
menerbitkan sebuah buletin yang diberi nama Hindia Poetera, namun isinya sama
sekali tidak memuat tulisan-tulisan bernada politik.
Ø Indonesia
merdeka, memperoleh suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab kepada
seluruh rakyat
D. Sifat : Sosial
-> Politik (menjadi politik tahun 1922)
E. Perjuangan :
Saat organisasi ini dipimpin Hatta, para anggota Indonesische memutuskan untuk
menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta sebagai
pengasuhnya. Majalah ini terbit dwibulanan, dengan 16 halaman dan biaya
langganan seharga 2,5 gulden setahun. Penerbitan kembali Hindia Poetra ini
menjadi sarana untuk menyebarkan ide-ide antikolonial. Dalam 2 edisi pertama,
Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktik sewa tanah industri gula
Hindia Belanda yang merugikan petani.
6. Partai
Nasional Indonesia (PNI)
A. Pendiri : Dr.
Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr Iskaq Tjokrohadisuryo dan Mr Sunaryo.
B. Tempat, Tanggal
didirikan : Bandung, 4 Juli 1927
C. Tujuan : Indonesia
Merdeka dengan ideologi Nasionalisme
D. Sifat : Politik,
Ekonomi, Sosial
E. Perjuangan :
Dalam Kongres
PNI yang pertama di Surabaya (27 - 30
Mei 1928)
disyahkan susunan pengurus seperti berikut:
1) Ketua : Ir.
Soekarno
2)
Sekretaris/Bendahara : Mr. Iskaq Tjokrohadisuryo
3) Anggota : Dr.
Samsi Sastrowidagdo,
Mr. Sartono, Mr.
Sunaryo,
dan Ir. Anwari.
Dalam kongres
ini juga disahkan program kegiatan yang
meliputi bidang
politik, ekonomi, dan sosial.
v 1929
PNI dianggap
membahayakan Belanda karena menyebarkan ajaran-ajaran pergerakan kemerdekaan
sehingga Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan pada
tanggal 24 Desember 1929. Penangkapan baru dilakukan pada tanggal 29 Desember
1929 terhadap tokoh-tokoh PNI di Yogyakarta seperti Soekarno, Gatot
Mangkupraja, Soepriadinata dan Maskun Sumadiredja
v 1930
Pengadilan para tokoh
yang ditangkap ini dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930. Setelah diadili di
pengadilan Belanda maka para tokoh ini dimasukkan dalam penjara Sukamiskin,
Bandung.[3] Dalam masa pengadilan ini Ir. Soekarno menulis pidato Indonesia
Menggugat dan membacakannya di depan pengadilan sebagai gugatannya.
v 1931
Pimpinan PNI, Ir.
Soekarno diganti oleh Mr. Sartono. Mr. Sartono kemudian membubarkan PNI dan
membentuk Partindo pada tanggal 25 April 1931.[3] Moh. Hatta yang tidak setuju
pembentukan Partai Indonesia akhirnya membentuk PNI-Baru atau Pendidikan
Nasional Indonesia. Ir. Soekarno bergabung dengan Partindo. [note 2]
v 1933
Ir. Soekarno ditangkap
dan dibuang ke Ende, Flores sampai dengan 1942.
v 1934
Moh. Hatta dan Syahrir
dibuang ke Bandaneira sampai dengan 1942.
v 1955
PNI memenangkan
Pemilihan Umum 1955.
v 1973
PNI bergabung dengan
empat partai peserta pemilu 1971 lainnya membentuk Partai Demokrasi Indonesia
v 1998
Dipimpin oleh Supeni,
mantan Duta besar keliling Indonesia, PNI didirikan kembali.
v 1999
PNI menjadi peserta
pemilu 1999.
v 2002
PNI berubah nama
menjadi PNI Marhaenisme dan diketuai oleh Rachmawati Soekarnoputeri, anak dari
Soekarno.
7. Partai Komunis
Indonesia (PKI)
A. Pendiri : Henk
J.F.M. Sneevliet
B. Tanggal
didirikan : 9 Mei 1914
C. Tujuan :
D. Perjuangan :
v Pada
tanggal 23 Mei 1920, oleh Baars, Bergsma, dan Semaun beserta kawankawannya,
ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia. Kemudian pada bulan
Desember 1920,
Partai ini diubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Susunan
pengurus baru
organisasi ini, antara lain Semaun sebagai ketua, Darsono sebagai
wakil ketua,
Bergsma sebagai sekretaris, Dekker sebagai bendahara, Baars, Sugono,
dan lain-lain
sebagai anggota pengurus.
v Pada
tahun 1923, PKI semakin kuat dengan bergabungnya tokoh-tokoh seperti
Alimin Prawirodirdjo
(pemimpin SI merah) dan Musso (dari PKI cabang Jakarta).
Setelah merasa
kuat, PKI melakukan aksinya dengan mengobarkan pemberontakan
di Jakarta pada
tanggal 13 November 1926, disusul dengan tindakan kekerasan di
Jawa Barat, Jawa
Tengah dan Jawa Timur serta pemberontakan di Sumatra Barat
pada tanggal 1
Januari 1927. Pemberontakan ini dapat ditumpas oleh Pemerintah
Hindia Belanda.
Pemberontakan PKI ini merupakan tindakan yang sia-sia karena
massa PKI sama
sekali tidak siap di samping organisasinya masih kacau.
Pemberontakan
PKI ini mengakibatkan korban ribuan rakyat dihasut untuk
ikut serta dalam
pemberontakan sehingga sekitar 13.000 orang ditangkap, mereka
yang dihukum
sejumlah 4.500 orang, dan yang dibuang ke Tanah Merah, Digul
Atas, Irian Jaya
sekitar 1.300 orang. Oleh Pemerintah Hindia Belanda, PKI dinyatakan
sebagai partai
terlarang. Akibat buruk lainnya yang menimpa perjuangan bangsa
Indonesia akibat
pemberontakan PKI adalah berupa penindasan yang luar biasa
terhadap para
pemimpin perjuangan. Itulah suatu tindakan PKI yang merugikan
perjuangan
bangsa Indonesia secara keseluruhan
C. Masa Moderat
7. Partai
Indonesia Raya (Parindra)
A. Pendiri : Dr.
Soetomo
Dr. Soetomo, salah
seorang pendiri Budi Utomo, pada akhir tahun 1935 di kota Solo, Jawa Tengah
berusaha untuk menggabungkan antara PBI (Persatuan Bangsa Indonesia), Serikat
Selebes, Serikat Sumatera, Serikat Ambon, Budi Utomo, dan lainnya, sebagai
tanda berakhirnya fase kedaerahan dalam pergerakan kebangsaan, menjadi Partai
Indonesia Raya atau Parindra. PBI sendiri merupakan klub studi yang didirikan
Dr. Soetomo pada tahun 1930 di Surabaya, Jawa Timur.
B. Tanggal
didirikan : akhir 1945
C. Tujuan :
Indonesia Mulia dan Sempurna
D. Sifat :
Politik
E. Perjuangan :
Parindra berusaha
menyusun kaum tani dengan mendirikan Rukun Tani, menyusun serikat
pekerja perkapalan dengan mendirikan Rukun Pelayaran Indonesia (Rupelin),
menyusun perekonomian dengan menganjurkan Swadeshi (menolong
diri sendiri), mendirikan Bank Nasional Indonesia di Surabaya, serta mendirikan
percetakan-percetakan yang menerbitkan surat kabar dan majalah.
Kegiatan Parindra ini
mendapat semakin mendapatkan dukungan dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda
pada saat itu, van Starkenborg, yang menggantikan de Jonge pada tahun 1936.
Gubernur Jenderal van Starkenborg memodifikasi politiestaatpeninggalan
de Jonge, menjadi beambtenstaat (negara pegawai) yang memberi
konsensi yang lebih baik kepada organisasi-organisasi yang kooperatif dengan
pemerintah Hindia Belanda.
8. Partai
Indonesia (Partndo)
A. Pendiri :
Sartono
Sartono sewaktu ia
menjabat ketua PNI-Iama menggantikan Soekarno yang ditangkap pemerintah Belanda
tahun 1929. Sartono membubarkan PNI dan
membentuk Partindo.
B. Tanggal
didirikan : 30 April 1931 (Bubar tahun 1937)
C. Tujuan :
mencapai Indonesia merdeka dengan menjalan kan politik non-kooperasi terhadap
pemerintahan Belanda
D. Sifat :
Politik
E. Perjuangan :
Permasalahan yang
terjadi dalam tubuh partai Partindo adalah ketika partindo menggunakan suatu
daftar usaha, lengkap mengenai hal-hal sosial, ekonomi dan politik yang
semuanya harus menyamakan semua derajat untuk menuju Republik Indonesia. Tetapi
pemerintah Kolonial Belanda melakukan tindakan dengan memperkeras pengawasan
polisi dalam rapat-rapat yang di adakan Partindo, memberikan larangan bagi
pegawai negeri untuk menjadi anggota partai, larangan untuk mengadakan
persidangan di seluruh Indonesia, menangkap Ir. Soekarno, penangkapan tersebut
menyebabkan Partindo masuk pada masa dimana tidak ada kegiatan yang dilakukan
sehingga banyak Partai Politik yang menyuarakan agar Partindo di bubarkan.
8. Gerakan Rakyat
Indonesia (Gerindo/GRI)
A. Pendiri :
bekas - bekas anggota Partindo
B. Tempat,
Tanggal didirikan : Jakarta, 24 Mei 1937
C. Tujuan :
Mencapai Indonesia Merdeka
D. Sifat :
Politik
E. Perjuangan :
Dengan menggunakan
taktik kooperasi, Gerindo melakukan aksi perjuangannya. Perkembangan Gerindo selalu
diawasi pemerintah kolonial Belanda, dan pada saat Jepang masuk ke Indonesia
partai ini dibubarkan.
Konflik yang terjadi dalam tubuh
Partai Gerindo dimulai ketika Moh. Yamin mencalonkan diri sebagai anggotaVolksraad (Dewan
Rakyat Hindia- Belanda) untuk mewakili golongan Minangkabau yang tidak mau
bekerja sama dengan Gerindo. Pencalonan tersebut menimbilkan keonaran dalam
partai Gerindo sehingga membuat pengurus besar mengadakan pemecatan sementara
terhadap Muh. Yamin. Keputusan yang diambil oleh Muh. Yamin dia tidak menyadari
bahwa dia telah masuk ke dalam jebakan pemerintah Hindia Belanda, yaitu di
jadikan sebagai alat untuk memecah belah barisan kulit berwarna. Permohonan
Muh. Yamin memang di kabulkan sebagai anggota Volksraad tetapi dengan masuknya
beliau sebagai anggota Volksraad membuat dirinya di pecat dari
keanggotaan Gerindo secara tidak hormat dan dianggap sebagai suatu bentuk
penghianatan terhadap partai Gerindo.
Moderat dapat diartikan lunak. Artinya lunak dalam menghadapi
pemerintah kolonial Belanda. Jika organisasi-organisasi yang bersifat radikal
bersikap nonkooperatif terhadap pemerintah kolonial Belanda, maka organisasi
ini justru bersikap sebaliknya.
Organisasi ini mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial
Belanda dalam mencapai cita-citanya. Sebenarnya baik organisasi radikal maupun
moderat mempunyai cita-cita yang sama, yaitu mencapai Indonesia merdeka. Hanya
saja keduanya menggunakan cara yang berbeda dalam mewujudkan
cita-citanya.
Misalnya anggota organisasi moderat bersedia menjadi anggota
Dewan Rakyat (Volksraad), sedangkan anggota organisasi radikal tidak mau
menjadi anggota Dewan Rakyat. Sikap moderat terpaksa dilakukan karena melihat
bahwa organisasi radikal mendapat tekanan dari pemerintah kolonial Belanda.
Banyak dari pemimpin organisasi radikal yang ditangkap oleh
pemerintah kolonial. Guna menjaga kelangsungan hidup semangat nasionalisme yang
tumbuh dalam sebuah wadah organisasi, organisasi-organisasi yang lahir sesudah
tahun 1930 harus bersikap moderat.
0 Response to "TUGAS KLIPING ILMU PENGETAHUAN SOSIAL"
Post a Comment