Sabar
Khutbah Pertama
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الدَّائِمِ الْعَالِمِ
الْقَدِيْمِ، الْقَوِيِّ الْغَنِيِّ الْحَكِيْمِ. أَشْهَدُ أَنْ لا إِلهَ إلا
اللهُ وَحْدَهُ لاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الأَعْلَى الْعَظِيْمِ. وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الرَّؤُوْفُ بِأُمَّتِهِ
الرَّحِيْمِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ ذَوِى الإِسْتِقَامَةِ وَالتَّقْوِيْمِ.
{أَمَّا بَعْدُ}فَيَا أَيُّهَا
النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Marilah
kita senantiasa meningkatkan kualitas taqwa kita kepada Allah SWT. dengan
melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, sehingga
kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, Amin, amin Ya Rabbal
alamin.
معاشر المسلمين سيداع صلاة جمعة
رحمكم الله
Arti
islam adalah kepatuhan, kepatuhan untuk mengendalikan nafsu,
mengendalikan hasrat dan keinginan sesuai dengan perintah Allah. Agar kita
dapat bersikap patuh, maka kita harus bersabar, di dalam islam kesabaran
menjadi tanda iman. Kesabaran adalah watak Allah dalam Asmaul husna dikenal
dengan Ash-Shobuur, oleh karena itu, orang yang
sabar mencerminkan watak yang mulia ini. Orang yang sabar adalah menolak
hal-hal yang diinginkan hawa nafsunya, khususnya yang tidak dapat diterima oleh
akal dan agama. Kesabaran adalah derajat yang sangat tinggi bagi orang yang
beriman, karena segala urusan di dunia dan di akhirat dapat dituntaskan
dengannya. Tidak ada keberhasilan dan kesempurnaan yang dapat dicapai dengan
mudah dan tanpa penderitaan.
Rasulullah
saw. bersabda: “Surga itu diliputi hal-hal yang tidak disukai oleh jasad”.
Allah menjanjikan pahala yang tidak ada batasnya bagi orang-orang yang sabar
dalam menghadapi godaan hawa nafsu mereka. Bahkan ada pahala yang lebih besar
lagi bagi orang yang bersabar menghadapi musibah, kemiskinan, kecelakaan, dan
penyakit yang tidak terhindarkan dan datang dari Allah. Sesungguhnya musibah
datang dari Allah, tetapi pahala karena kesabaran akan menyertai orang-orang
yang bersabar dan menerima musibah itu. Jika manusia bersabar, mereka akan
menerima pahala yang jauh melebihi penderitaannya.
Kaum Muslimin yang berbahagia
Menurut
filsafat islam sikap sabar ada lima macam:
1. Sabar dalam beribadah, artinya tekun dan istiqomah melakukan ibadah, walupun
banyak kesulitan dan rintangan-rintangannya. Suatu contoh adalah orang yang
melakukan sholat di waktu malam, dia rela meninggalkan tempat tidurnya untuk
mengambil air wudhu, kemudian merendahkan diri dihadapan kebesaran Allah,
bersujud dan berdo’a memohon ampun kepada-Nya, dengan harapan agar mendapatkan
keridhoan-Nya.
Secara batin “ Sabar dalam
beribadah “ ini menuntut adanya keikhlasan hati, curahan segala tenaga dan
fikiran semata-mata karena Allah, bukan karena ingin pujian atau sanjungan dari
manusia.
2. Sabar ketika ditimpa musibah, adalah teguh hati
dan ikhlas ketika mendapat musibah, baik berupa kemiskinan, kematian orang yang
dicintai, penyakit, kecelakaan, dan lain sebagainya. Orang yang sabar dalam hal
ini artinya tidak berkeluh resah, atau merintih, mengadu kepada orang lain,
apalagi putus asa menerima bencana-bencana tersebut, bahkan dia tawakkal kepada
Allah, setelah berusaha mencari jalan keluar dengan sebaik-baiknya. Ia sadar
bahwa cobaan yang menimpa dirinya karena ada dua alternative: Yang pertama: Karena Allah akan
mengangkat derajatnya dan derajat itu tidak dapat diperolehnya, kecuali melalui
ujian terlebih dahulu. Yang kedua: Dia telah melakukan dosa-dosa kepada Allah, dan dosa-dosa
itu tidak diampuni oleh Allah, kecuali dengan kesabarannya untuk menerima
peringatan yang ditimpakan oleh Allah kepadanya.
Kaum Muslimin yang dimulyakan Allah
3. Sabar terhadap kehidupan duniawi, artinya sabar terhadap tipu
daya dunia, tidak terpaut kepada keni’matan hidup di dunia dan tidak menjadikan
kehidupan dunia sebagai tujuan, Tetapi hanya sebagai alat untuk mempersiapkan
diri menghadapi kehidupan yang hakiki, yaitu di akhirat nanti. Dunia adalah
tempatnya beramal menanam kebajikan dan akhlaq yang mulia untuk memperoleh
hasil besok di akhirat. Harta kekayaan, pangkat dan kedudukan merupakan amanat
dari Allah untuk dipelihara dan digunakan sesuai dengan kehendak-Nya. Karena
itu besok di akhirat pemiliknya akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah.
Dalam Al-qur’an surat at-Takatsur ayat delapan Allah berfirman:
ثُمَّ لَتُسْئَلُنَّ يَوْمَئِذٍ
عَنِ النَّعِيْمِ . التكاثر: 8
Artinya:
Maka mereka besok di hari kiamat akan dimintai pertanggung jawaban tentang
kenikmatan.
4. Sabar terhadap maksiat, artinya mengendalikan diri, mengindar dari perbuatan maksiat,
mampu melawan rayuan-rayuan syaithan dan nafsu yang sengaja menyeret manusia
pada jalan yang sesat. Sabar bagian ini bukan saja mengenai diri sendiri, tapi
mengenai juga diri orang lain. Yaitu berusaha supaya orang lain juga jangan
sampai terperosok ke dalam jurang kemaksiatan, dengan melakukan amar ma’ruf dan
nahi munkar. Walaupun banyak rintangan dan kesakitan yang dihadapinya.
معاشر المسلمين سيداع صلاة جمعة
رحمكم الله
5. Sabar dalam perjuangan, artinya kesadaran jiwa untuk mengerahkan tenaga, kekuatan dan
harta benada di jalan Allah, untuk memperoleh keridhoan-Nya. Perjuangan ini ada
dua macam:
a. Perjuangan melawan orang-orang kafir, di medan pertempuran dan
pertumpahan darah yang begitu dahsyat dalam pandangan mata manusia (perjuangan
fisik)
b. Perjuangan melawan nafsu atau “Jihadul Akbar”. Pengertian seperti
itu diambil dari sabda Nabi yang berbunyi:
رَجَعْنَا مِنَ الْجِهَادِ
الأَصْغَرِ إِلَى الْجِهَادِ الأَكْبرِ .
Artinya:
“Kita sekarang kembali dari Jihad Ashghor (jihad kecil) menuju Jihad Akbar
(memerangi hawa nafsu).
Nafsu
adalah musuh yang paling jahat yang bersarang dalam diri kita, dan selalu
membuat keangkara murkaan, merayu dan menggoda kita agar tersesat dari jalan
yang benar. Nafsu yang seperti inilah yang harus kita perangi dengan
menggunakan senjata iman yang kuat kepada Allah. Karena hanya imanlah
satu-satunya senjata yang mampu menundukkan keangkuhannya. Orang yang mampu
melawan serangan nafsu dengan kecerdikan akal fikirannya, maka dia disebut
orang yang sabar dan bahagia dalam kehidupannya. Sesuai dengan keterangan yang
telah disebutkan dalam kitab Nashoichul Ibad:
طُوْبَى لِمَنْ كَانَ عَقْلُهُ
أَمِيْرًا وَهَوَاهُ أَسِيْرًا وَوَيْلٌ لِمَنْ كَانَ هَوَاهُ أَمِيْرًا
وَعَقْلُهُ أَسِيْرًا .
Artinya:
Berbahagialah orang yang akalnya menjadi penguasa, sedangkan nafsunya menjadi
tawanan. Dan celakalah bagi orang yang hawa nafsunya menjadi raja, sedang
akalnya menjadi tawanan.
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan, semoga kita termasuk golongan orang-orang yang
sabar, sesuai dengan firman Allah SWT:
يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْا وَاتَّقُوْا اللهَ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُوْنَ .
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman berlaku sabarlah, dan perkuat kesabaran di antara
sesama kalian, dan bersiap siagalah kalian serta bertawakkallah kepada Allah
supaya kalian memperoleh kemenangan.
{أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ
مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِقلى وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ .
الَّذِينَ إِذَآ أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوآ إِنَّا ِللهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ
رَاجِعُونَ}. بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنَا
وَإِيَّاكُمْ بِالآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، إِنَّهُ تَعَالَى جَوَّادٌ
كَرِيْمٌ، مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
Khutbah Ke 2
الخطبة الثانية
اَلْحَمْدُ ِللهِ، اَلْحَمْدُ ِللهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لا إِلهَ إلا اللهُ
وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْهَادِىْ إِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَأَعْوَانِهِ.
{أَمَّا بَعْدُ} فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ إِتَّقُوا اللهَ
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى فِيْهِ
بِمَلائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وَثَلَّثَ بِكُمْ أَيُّهَا
الْمُؤْمِنُوْنَ مِنْ جِنِّهِ وَإِنْسِهِ، فَقَالَ جَلَّ مِنْ قَائِلٍ عَلِيْمًا
{إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}. اَللّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْوَجْهِ
الأَنْوَارِ وَالْجَبِينِ الأَزْهَرِ. وَارْضَ اللّهُمَّ عَنْ أَصْحَابِهِ أَبِىْ
بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ
أَجْمَعِينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَتَابِعِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ
وَرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ.
اَللّهُمَّ نَوِّرْ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ قُبُوْرَهُمْ. اَللّهُمَّ اغْفِرْ
لِلأَحْيَاءِ وَيَسِّرْ لَهُمْ أُمُوْرَهُمْ. اَللّهُمَّ تُبْ عَلَى
التَّائِبِينَ، وَاغْفِرْ ذُنُوْبَ الْمُذْنِبِينَ، وَاقْضِ الدَّيْنَ عَنِ
الْمَدِيْنِينَ، وَاشْفِ مَرْضَى الْمُسْلِمِينَ، فِى بَرِّكَ وَبَحْرِكَ
أَجْمَعِينَ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلا وَالْوَبَى وَالرِّبَا وَالزِّنَى
وَالزَّلازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا هذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بَلادِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً يَا
رَبَّ الْعَالَمِينَ، {رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ}. عِبَادَ اللهِ، {إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ
بِالْعَدْلِ واَلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
وَأَوْفُوْا بِعَهْدِ اللهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنْقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ
تَوْكِيْدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلا إِنَّ اللهَ يَعْلَمُ
مَا تَفْعَلُوْنَ}. وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ،
وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، {وَلِذُكْرُ
Wasallamu’alaikum Wr Wb.
0 Response to "contoh Khutbah Tema Sabar"
Post a Comment