MAKALAH STUDI KEBANGSAAN
“INDONESIA KRISIS AKAN NASIONALISME ”
Nama :Jesi Ariska
Nim
:2016110127
Fakultas :Ekonomi
Prodi
:Manajemen
Kata
Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmatNYA sehingga makalah “Indonesia Krisis Akan Nasionalisme” dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Saya yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Wonosobo, Februari 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar
Belakang
Berbagai
masalah yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia mulai dari masalah kemiskinan,
pengangguran, terorisme dan lain sebagainya. Menimbulkan suatu ataupun banyak
permasalahan. Salah satunya adalah rendahnya rasa Nasionalisme Bangsa
Indonesia. Memang itu tidak bisa dipungkiri, karena masyarakat lebih memilih
untuk kelangsungan hidupnya dari pada memikirkan hal-hal seperti itu yang
dianggapnya tidak penting. Padahal rasa nasionalisme itu sangat penting sekali
bagi bangsa Indonesia untuk bisa menjadi bangsa yang maju, bangsa yang modern ,
bangsa yang aman dan damai, adil dan sejahtera.
Itu berbanding terbalik dengan situasi yang
terjadi pada sejarah bangsa Indonesia di masa penjajahan Belanda. Bangsa
Indonesia mencapai puncak kejayaan rasa nasionalime pada masa tersebut. Dimana
pejuang-pejuang terdahulu kita bersatu dari sabang sampai merauke untuk
membebaskan diri dari tirani. Yang mana itu bisa terwujud jika adanya rasa
nasionalisme yang tinggi di masyarakat Indonesia. Dan telah terbukti kita bisa
memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia dengan semangat juang yang
tinggi. Tapi bagaiman dengan saat ini? Hal tersebut pun berpengaruh pada
ketahanan nasional bangsa ini. Dapat kita lihat aksi bom-bom di Negara
Indonesia ini seakan menjawab bahwa rendah sekali rasa nasionalisme kita hingga
kita bisa-bisanya merusak bangsa dan Negara kita sendiri.
1.2
Rumusan Masalah
1.Apakah
pengertian nasionalisme dan bentuk-bentuk Nasionalisme?
2.Mengapa perlu
membangkitkan jiwa nasionalisme?
3.Bagaimana cara
membangkitkan jiwa nasionalisme saat ini?
4.Apa yang menyebabkan
jiwa nasionalisme saat ini mulai terkikis?
1.3
Tujuan
1.Mengetahui
pengertian nasionalisme
2.Mengetahui
manfaat yang didapat jika ‘memupuk’ jiwa nasionalisme
3.Mengetahui
cara membangkitkan jiwa nasionalisme
4.Mengetahui
penyebab terkikisnya jiwa nasionalisme saat ini
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah
suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan
kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian
masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam
terhadap bangsa itu sendiri.
Demikian juga ketika kita berbicara tentang nasionalisme. Nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit bahkan mungkin masih lebih kaya lagi pada zaman ini. Ciri-ciri nasionalisme di atas dapat ditangkap dalam beberapa definisi nasionalisme sebagai berikut :
1. Nasionalisme ialah cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya bersama.
2. Nasionalisme ialah suatu keinginan akan kemerdekaan politik, keselamatan dan prestise bangsa.
3. Nasionalisme ialah suatu kebaktian mistis terhadap organisme sosial yang kabur, kadang-kadang bahkan adikodrati yang disebut sebagai bangsa atau Volk yang kesatuannya lebih unggul daripada bagian-bagiannya.
4. Nasionalisme adalah dogma yang mengajarkan bahwa individu hanya hidup untuk bangsa dan bangsa demi bangsa itu sendiri.
Nasionalisme tersebut berkembang terus memasuki abad 20 dengan kekuatan-kekuatan berikut :
(1) keinginan untuk bersatu dan berhasil dalam me-nyatukan wilayah dan rakyat;
(2) perluasan kekuasan negara kebangsaan;
(3) pertumbuhan dan peningkatan kesa-daran kebudayaan nasional dan
(4) konflik-konflik kekuasaan antara bangsa-bangsa yang terangsang oleh perasaan nasional.
Kini nasionalisme mengacu ke kesatuan, keseragam-an, keserasian, kemandirian dan agresivitas. (Boyd C. Shafer, 1955, hal. 168).
Sebagai gejala historis nasionalisme pun bercorak ragam pula. Di Perancis, Inggris, Portugis dan Spanyol sebagian besar nasionalisme dibangun atas kekuasaan monarik-monarki yang kuat, sedangkan di Eropa Tengah dan Eropa Timur nasionalisme terutama dibentuk atas dasar-dasar nonpolitis yang kemudian dibelokkan ke nation-state yang sifatnya politis juga. Namun banyak sarjana berpendapat bahwa nasionalisme mendapat bentuk yang paling jelas untuk pertama kali pada pertengahan kedua abad ke-18 dalam wujud revolusi besar Perancis dan Amerika Utara.
Menurut Profesor W. F. Wertheim, nasionalisme dapat dipertimbangkan sebagai suatu bagian integral dari sejarah politik, terutama apabila ditekankan pada konteks gerakan-gerakan nasionalisme pada masa pergerakan nasional. Lagi pula Wertheim juga menegaskan bahwa faktor-faktor seperti perubahan ekonomi, perubahan sistem status, urbanisasi, reformasi agama Islam, dinamika kebudayaan, yang semuanya terjadi dalam masa kolonial telah memberikan kontribusi perubahan reaksi pasif dari pengaruh Barat kepada reaksi aktif nasionalisme Indonesia. Faktor-faktor tersebut telah diuraikan secara panjang lebar dalam bab-bab buku karangannya yang berjudul : Indonesian Society in Transision: A Study of Social Change(1956).
Pertumbuhan nasionalisme Indonesia ternyata tidak sederhana seperti yang diduga sebelumnya. Selama ini nasionalisme Indonesia menunjukkan identitasnya pada derajat integrasi tertentu.
Nasionalisme sekarang harus dapat mengisi dan menjawab tantangan masa transisi. Tentunya nilai-nilai baru tidak akan menggoncangkan nasionalisme itu sendiri selama pendukungnya yaitu bangsa Indonesia tetap mempunyai sense of belonging, artinya memiliki nilai-nilai baru yang disepakati bersama. Nasionalisme pada hakekatnya adalah untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama, karena nasonalisme menentang segala bentuk penindasan terhadap pihak lain, baik itu orang per orang, kelompok-kelompok dalam masyarakat, maupun suatu bangsa. Nasionalisme tidak membeda-bedakan baik suku, agama, maupun ras.
Hal – hal yang mendorong munculnya faham nasionalisme , antara lain :
a.Adanya campur tangan bangsa lain misalnya penjajahan dalam wilayahnya.
b.Adanya keinginan dan tekad bersama untuk melepaskan diri dari belenggu kekuasaan absolut, agar manusia mendapatkan hak – haknya secara wajar sebagai warga negara.
c.Adanya ikatan rasa senasib dan seperjuangan.
d.Bertempat tinggal dalam suatu wilayah.
Sejarah munculnya faham nasionalisme di dunia, juga tidak lepas dari pengaruh perang kemerdekaan Amerika Serikat terhadap Revolusi Perancis dan meletusnya revolusi industri di Inggris. Melalui revolusi perancis, paham nasionlisme meyebar luas ke seluruh dunia.
Prinsip – prinsip nasionalisme, menurut Hertz dalam bukunya Nationality in History and Policy, antara lain :
a. Hasrat untuk mencapai kesatuan
b. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan
Demikian juga ketika kita berbicara tentang nasionalisme. Nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit bahkan mungkin masih lebih kaya lagi pada zaman ini. Ciri-ciri nasionalisme di atas dapat ditangkap dalam beberapa definisi nasionalisme sebagai berikut :
1. Nasionalisme ialah cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya bersama.
2. Nasionalisme ialah suatu keinginan akan kemerdekaan politik, keselamatan dan prestise bangsa.
3. Nasionalisme ialah suatu kebaktian mistis terhadap organisme sosial yang kabur, kadang-kadang bahkan adikodrati yang disebut sebagai bangsa atau Volk yang kesatuannya lebih unggul daripada bagian-bagiannya.
4. Nasionalisme adalah dogma yang mengajarkan bahwa individu hanya hidup untuk bangsa dan bangsa demi bangsa itu sendiri.
Nasionalisme tersebut berkembang terus memasuki abad 20 dengan kekuatan-kekuatan berikut :
(1) keinginan untuk bersatu dan berhasil dalam me-nyatukan wilayah dan rakyat;
(2) perluasan kekuasan negara kebangsaan;
(3) pertumbuhan dan peningkatan kesa-daran kebudayaan nasional dan
(4) konflik-konflik kekuasaan antara bangsa-bangsa yang terangsang oleh perasaan nasional.
Kini nasionalisme mengacu ke kesatuan, keseragam-an, keserasian, kemandirian dan agresivitas. (Boyd C. Shafer, 1955, hal. 168).
Sebagai gejala historis nasionalisme pun bercorak ragam pula. Di Perancis, Inggris, Portugis dan Spanyol sebagian besar nasionalisme dibangun atas kekuasaan monarik-monarki yang kuat, sedangkan di Eropa Tengah dan Eropa Timur nasionalisme terutama dibentuk atas dasar-dasar nonpolitis yang kemudian dibelokkan ke nation-state yang sifatnya politis juga. Namun banyak sarjana berpendapat bahwa nasionalisme mendapat bentuk yang paling jelas untuk pertama kali pada pertengahan kedua abad ke-18 dalam wujud revolusi besar Perancis dan Amerika Utara.
Menurut Profesor W. F. Wertheim, nasionalisme dapat dipertimbangkan sebagai suatu bagian integral dari sejarah politik, terutama apabila ditekankan pada konteks gerakan-gerakan nasionalisme pada masa pergerakan nasional. Lagi pula Wertheim juga menegaskan bahwa faktor-faktor seperti perubahan ekonomi, perubahan sistem status, urbanisasi, reformasi agama Islam, dinamika kebudayaan, yang semuanya terjadi dalam masa kolonial telah memberikan kontribusi perubahan reaksi pasif dari pengaruh Barat kepada reaksi aktif nasionalisme Indonesia. Faktor-faktor tersebut telah diuraikan secara panjang lebar dalam bab-bab buku karangannya yang berjudul : Indonesian Society in Transision: A Study of Social Change(1956).
Pertumbuhan nasionalisme Indonesia ternyata tidak sederhana seperti yang diduga sebelumnya. Selama ini nasionalisme Indonesia menunjukkan identitasnya pada derajat integrasi tertentu.
Nasionalisme sekarang harus dapat mengisi dan menjawab tantangan masa transisi. Tentunya nilai-nilai baru tidak akan menggoncangkan nasionalisme itu sendiri selama pendukungnya yaitu bangsa Indonesia tetap mempunyai sense of belonging, artinya memiliki nilai-nilai baru yang disepakati bersama. Nasionalisme pada hakekatnya adalah untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama, karena nasonalisme menentang segala bentuk penindasan terhadap pihak lain, baik itu orang per orang, kelompok-kelompok dalam masyarakat, maupun suatu bangsa. Nasionalisme tidak membeda-bedakan baik suku, agama, maupun ras.
Hal – hal yang mendorong munculnya faham nasionalisme , antara lain :
a.Adanya campur tangan bangsa lain misalnya penjajahan dalam wilayahnya.
b.Adanya keinginan dan tekad bersama untuk melepaskan diri dari belenggu kekuasaan absolut, agar manusia mendapatkan hak – haknya secara wajar sebagai warga negara.
c.Adanya ikatan rasa senasib dan seperjuangan.
d.Bertempat tinggal dalam suatu wilayah.
Sejarah munculnya faham nasionalisme di dunia, juga tidak lepas dari pengaruh perang kemerdekaan Amerika Serikat terhadap Revolusi Perancis dan meletusnya revolusi industri di Inggris. Melalui revolusi perancis, paham nasionlisme meyebar luas ke seluruh dunia.
Prinsip – prinsip nasionalisme, menurut Hertz dalam bukunya Nationality in History and Policy, antara lain :
a. Hasrat untuk mencapai kesatuan
b. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan
c. Hasrat untuk mencapai keaslian
d. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.
d. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.
Bentuk Nasionalisme
Nasionalisme
mempunyai beberapa bentuk, sehingga kita pun harus mengetahui apa saja bentuk
dari nasionalisme itu, agar lebih jelasnya mari kita bahas apa saja bentuk
nasionalisme yang ada dan simak dibawah ini dengan seksama.
1.
Nasionalisme Kewarganegaraan
(Nasionalisme Sipil)
Nasionalisme merupakan yang terjadi dimana negara memperoleh kebenaran
politik yang didapatkan partisipasi aktif rakyatnya. Dimana keanggotaan dalam
suatu bangsa mempunyai sifat sukarela. Bentuk nasionalisme sendiri dibangun
pertama-tama olleh Jean-Jacques Rousseau dan kemudian menjadi tulisannya. Dan
diantara tulisannya yang telah terkenal adalah buku yang memiliki judul Du
Contract Social atau kontrak sosial.
2.Nasionalisme Etnis
atau juga Etnonasionalisme
Merupakan nasioanalisme dimana yang terjadi di dalam negara memperoleh
kebenaran politik dan juga budaya asal atau etnis dalam sebuah masyarakat.
Dimana keanggotaan suatu bangsa memiliki sifat yang secara turun temurun.
Misalkan Tukiman yang berasal dari jawa karena oran tua dan juga nenek
moyangnya yang berasal dari suku jawa juga. Tukiman berasal dari jawa sehingga
menggunakan bahasa jawa sehingga bahasa itu lah yang dipakai oleh orang tuanya
dan juga orang-orang sebelumnya.
3. Nasionalime
Romantik
Merupakan bentuk dari nasionalisme etnis dimana negara mendapatkan
kebenaran politik sebagai yang alamiah atau organik dan juga ekspresi dari
suatu bangsa atau ras. Dimana nasionalisme romantik yang menitik beratkan
kepada budaya etnis yang sesuai juga dengan idealisme romantik. Misalkan cerita
rakyat atau folklore “Grimm Bersaudara” yang diambil juga dari tulisan Herder
yang merupakan koleksi dari kisah-kisah yang juga berkaitan dengan etnis
jerman.
4. Nasionalisme Kenegaraan
Nasionalisme merupakan variasi dari nasionalisme kewarganegaraan yang
sering di kombinasi dengan nasionalisme etnis. Nasionalisme kenegaraan arti
bangsa adalah suatu perkumpulan yang memberi kontribusi tentang pemeliharaan
dan kekuatan negara. Contoh dari nasionalisme kenegaraan merupakan fasisme
italia penganut slogan Mussolini yaitu Tutto nello stato, nulla contro lo
stato, niente al di fuori dello stato (semua berada di dalam negara, tidak ada
satupun yang menentang negara, tak ada satupun yang di luar negara). Tidak
heran jika nasionalisme melakukan tentangan dengan cita-cita dari kebebasan
individual dan merupakan prinsip demokrasi liberal.
5. Nasionalisme Budaya
Nasionalisme merupakan negara dimana memperoleh kebenaran politik serta
budaya bersama dan juga tidak memiliki sifat turun temurun contohnya warna dari
kulit dan juga ras serta bahasa. Misalkan rakyat cina yang menganggap negara
yang berdasarkan budaya bersama. Unsur dari ras sudah disampingkan sehingga
golongan minoritas sudah dianggap sebagai rakyat cina dimana kesedihan Dinasti
Qing supaya menggunakan adat istiadat cina dan juga membuktikan keutuhan budaya
cina.
6. Nasionalisme Agama
Nasionalisme merupakan dimana negara dapat memperoleh legitimasi
politik dari persamaan agama. Contohnya adalah seperti semangat nasionalisme
dari irlandia yang berawal dari agama Hindu. Walaupun demikian untuk kelompok
nasionalis kebanyakan agama hanyalah merupakan simbol dan bukan merupakan
motivasi utama.
2.2 Perlukan
Memupuk Nasionalisme ?
Menjaga dan
mempertahankan keutuhan NKRI adalah kewajiban semua elemen negara, namun
terusik ketika terjadi kasus lepasnya beberapa pulau terluar dari pengakuan
wilayah NKRI. Pulau Sipadan dan pulau Ligitan yang berada di Ambalat lepas
diambil masuk wilayah Malaysia. Ada 12 pulau yang rawan penguasaan oleh negara
lain. Adapun 12 pulau tersebut adalah:
TT)
2. Pulau Berhala (Sumatra Utara)
3. Pulau Bras(Papua)
4. Pulau Dana(Nusa Tenggara Timur)
5. Pulau Fani(Papua)
6. Pulau Fanildo(Papua)
7. Pulau Marampit(Sulawesi Utara)
8. Pulau Marore(Sulawesi Utara)
9. Pulau Miangas(Sulawesi Utara)
10. Pulau Nipa(Riau)
11. Pulau Rondo(Nangro Aceh Darussalam)
12. Pulau Sekatung(Riau)
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan kokoh dan berdiri tegak jika nasionalisme warga dan penyelenggara negara tetap semangat menjaga keutuhan Negara Indonesia.Didalam menjaga NKRI
TT)
2. Pulau Berhala (Sumatra Utara)
3. Pulau Bras(Papua)
4. Pulau Dana(Nusa Tenggara Timur)
5. Pulau Fani(Papua)
6. Pulau Fanildo(Papua)
7. Pulau Marampit(Sulawesi Utara)
8. Pulau Marore(Sulawesi Utara)
9. Pulau Miangas(Sulawesi Utara)
10. Pulau Nipa(Riau)
11. Pulau Rondo(Nangro Aceh Darussalam)
12. Pulau Sekatung(Riau)
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan kokoh dan berdiri tegak jika nasionalisme warga dan penyelenggara negara tetap semangat menjaga keutuhan Negara Indonesia.Didalam menjaga NKRI
Selain itu pernah kah anda bayangkan jika saja seluruh masyarakat
Indonesia, okelah seluruh masih terlalu berangan-angan mari bayangkan kira-kira
+-70 persen masyarakat Indonesia menggunakan senyap kebutuhan hidup baik itu
keinginan ataupun kebutuhan nya memakai produk-produk asal Negeri sendiri?
Keuntungan besar menanti Indonesia dari segi sosial apalagi ekonomi.
2.3
Cara Membangkitkan Jiwa Nasioanalisme
Bila kita
tidak inginkan rasa nasionalisme terus terkikis oleh keadaan zaman. Maka diambil
langkah-langkah yang tepat.
Pertama, pemerintah harus mewujudkan cita-cita
pendiri bangsa ini yaitu untuk mensejahterakan dan memakmurkan bangsa ini.
Sebab dengan Negara yang makmur dan sejahtera akan membuat anak bangsa bangga
dengan bangsanya sendiri.
Kedua, memberantas korupsi sampai ke
akar-akarnya. Sampai-sampai korupsi itu tidak pernah dikenal oleh generasi yang
akan datang.
Ketiga, pemerintah konsisten
menjalankanpemerintahan yang benar-benar bersih dari segala praktek-praktek
yang merugikan bangsa dan Negara.
Keempat, Pemerintah serius membuka lapangan
kerja sehingga seluruh rakyatnya merasa bahwa mereka benar-benar diperhatikan
oleh bangsanya sendiri.
Kelima, menegakkah hukum dengan
seadil-adilnya dan tidak ada indikasi adanya tumbang pilih. Meskipun kesalahan
itu dilakukan oleh anak Presiden atau gubernur sendiri atau mereka yang
berkuasa.
Keenam, setiap saat dengan menumbuhkan rasa
nasionalisme dalam dada generasi muda, misalnya dengan memperlihatkan kemampuan
bangsa ini tidak tertinggal dengan bangsa-bangsa lain.
Ketujuh, media massa perlu menjadi corong
utama dalam menumbuhkan rasa nasionalisme bangsa. Jangan sampai tayangan dan
berita-berita yang meruntuhkan rasa nasionalisme menjadi sajian utama.
Kedelapan, peran sekolah dalam menumbuhkan
rasa nasionalisme kepada anak didik sangat diperlukan. Kegiatan-kegiatan cinta
tanah air harus menjadi perioritas semua sekolah. Saya kira, kegiatan upacara
bendera dan gerakan pramuka sudah menjadi satu alternatif. Termasuk
melakukan kegiatan napaktilas dan mengunjungi museum-museum perjuangan.
Kemudian memperbanyak kegiatan yang membuat anak didik betah dan lupa pada game
onlines
Dilain sisi sudah menjadi rahasia umum bahwa saat ini
globalisasi menjadi sangat berpengaruh disekitar kehidupan kita saat ini.
Globalisasi ini tidak hanya masuk ke Indonesia melalui datu jalur, tetapi
melalu banyak jalur. Dalam hal kecil saja dapat terlihat dengan jelas bahwa
industri hiburan sudah dikuasai oleh pihak asing. Hal ini terbukti dengan
adanya demam K-Pop dimana-mana pada remaja Indonesia. Apakah dengan globalisasi
semacam itu akan membuat Indonesia menjadi semakin lebih maju? Jawabannya
tentulah tidak. Indonesia saat ini sudah haus akan jiwa sosok seorang teladan
nasional yang memiliki jiwa nasionalisme. Mungkin jika kita hidup di jaman
sebelum kemerdekaan, akan sangat mudah bagi kita semua untuk memupuk jiwa
nasionalisme. Tapi bagaimana cara untuk memupuk jiwa nasionalisme dijaman serba
modern ini?
Nasionalisme yang akan kita coba untuk pupuk
saat ini adalah nasionalisme dalam arti luas atau yang berarti positif. Kita
akan mulai jiwa nasionalisme kita dengan selalu menggunakan produk buatan
Indonesia. Produk Indonesia disini dapat berupa berbagai macam produk, seperti
produk sangan, papan, dan pangan. Bahkan dalam produk hiburan seperti film,
lagu, dan permainan Indonesia pun dapat termasuk sebagai bagian dari produk
Indonesia yang dimaksudkan tersebut. Kita juga dapat memupuk nasionalisme kita
dengan selalu bangga berbahasa Indonesia, bahkan jika kita bisa kita dapat
mengajarkan bahasa Indonesia ini kepada para orang asing.
Banyak sekali cara yang dapat digunakan untuk
memupuk jiwa nasionalisme. Semua itu sekarang tergantung kepada diri kita
masing-masing saja. Sudah berapa banyak kah kontribusi yang kita berikan kepada
negeri Ibu Pratiwi yang kita cintai ini? Mungkin banyak orang yang membenci
para elite yang tidak bertanggungjawab dan
membuat nama Indonesia semakin buruk. Kita boleh saja membenci para elite tidak bertanggungjawab itu,
tapi jangan sampai kita membenci Negeri Indonesia ini karena Indonesia tidak
salah apa-apa. Yang salah adalah orang-orangnya bukan Indonesianya. Maka dari
itu, mari kita cintai Indonesia, jika bukan kita, siapa lagi?
2.4 Penyebab Terkikisnya Jiwa Nasioanalisme
Saat ini kemerdekaan
Indonesia hampir satu Abad atau tepatnya berusia 70 tahun. Tentu saat ini tidak
ada lagi cerita-cerita heroik yang disampaikan oleh para pejuang
secara langsung. Apalagi kehidupan sangat jauh berubah. Perubahan pola hidup
akan berdampak secara perlahan-perlahan pada terkikisnya rasa nasionalisme.
Apalagi situasi dan kondisi bernegara dan berbangsa sudah hilang rasa
kebersamaannya.
Banyak factor
penyebabnya, salah satunya adalah kesejahteraan dan kemakmuran yang masih belum
dinikmati oleh semua kalangan secara merata. Kesejahteraan dan kemakmuran
dinilai hanya dinikmati oleh segelintir orang saja.
Begitu juga prilaku
oknum pejabat bangsa mulai dari pusat hingga ke daerah-daerah yang memiliki
mental koruptif. Memanfaatkan wewenang yang ada untuk kepentingan pribadi,
keluarga dan kroni-kroninya.
Kemudian langkanya
lapangan kerja membuat anak bangsa tidak ada waktu mencintai bangsanya sendiri.
Mereka terkadang harus berangkat ke luar negeri yang menjanjikan angin surga.
Sehingga sesampai di sana banyak yang lupa bahwa mereka adalah lahir di Negara
yang bernama Indonesia. Saya pikir, kalau tidak dibatasi oleh administrasi
kenegaraan, mereka akan berbondong-bondong menjadi warga Negara yang memberi
mereka dapat bertahan hldup.
Kemudian bagi generasi
muda (anak-anak kita yang masih sekolah) mereka juga lupa apa yang dinikmati
sekarang adalah hasil perjuangan para pahlawan yang rela berkorban baik harta,
tenaga dan jiwa raga.
Mereka saat ini sibuk
dengan kemajuan tehnologi informasi. Mereka memiliki HP canggih atau gadged
lainnya dan pekerjaan mereka hampir full time adalah main Game atau browsing
apa saja. Mereka dihadapkan pada hal-hal yang instan. Ini akan membuat mereka
lupa pada identitas negeri sendiri. Akibatnya, rasa nasionalisme mereka perlahan
terkikis meskipun tidak akan habis (karena mereka juga butuh akte kelahiran dan
KTP).
Saya kira, generasi game
online saat ini perlu mendapat perhatian penuh tentang rasa nasionalisme.
Mereka tidak mengenal lagi siapa Pahlawan nasional mereka. Karena mereka lebih
mengenal pahlawan super hero yang ada dalam game yang mereka mainkan tiap hari.
Apakah mereka tidak
belajar di sekolah? Bukankah PPKn dan sejarah nasional Indonesia masih
diajarkan di sekolah? Jawabannya: “Ya. Tetapi perhatikan sedikit demi sedikit
tentang nilai PPKn dan Sejarah Indonesia dari sebagian besar mereka. Atau
sekali-kali konsultasi dengan guru PPKn dan Sejarah Indonesia. Pasti ada
guru-guru yang bingung dengan kepedulian dan minat mereka terhadap pelajaran
itu. Terlepas ada pengaruh dari Ujian Nasional yang diuji 6 mata pelajaran
minus PPKn.
BAB III
KESIMPULAN
Indonesia adalah negara
yang besar,tak akan berdiri kokoh tanpa
adanya semangat/spirit/jiwa nasionalisme dalam setiap masyarakat-nya. Membentuk
nasionalismel adalah keniscayaan. Kita tentu telah melihat adanya pergeseran
nilai-nilai ke-Indonesia-an yang terjadi pada generasi kini. Mereka hidup di
dunia maya. Dengan komputer mereka berkelana dari satu situs ke situs lain.
Mereka berdiskusi lewat surel. Mereka mengakar pada internet. Bagi mereka,
Indonesia hanya sebatas permainan bulu tangkis, sepak bola, koruptor, dan
politikus munafik.
Yang kita perangi kini
bukan lagi penjajah, melainkan segala kealpaan yang diwarisinya: keterasingan, kesalahpahaman,
kebodohan, dan ketertinggalan. Dalam hal ini, kita perlu membuka mata dan perangi semua keterpurukan yang melanda
serta mengakar Indonesia,baik masyarakat-nya terlebih dalam setiap individu.
Daftar Pustaka
·
http://pancasila.weebly.com/pengertian-nasionalisme.html
·
http://www.seputarpengetahuan.com/2016/08/pengertian-nasionalisme-dan-bentuk-nasionalisme-lengkap.html
·
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme
·
http://hariannetral.com/2014/09/pengertian-globalisasi-serta-pengaruh-atau-dampak-globalisasi.html
·
http://themyfo.blogspot.co.id/2010/10/12-pulau-terluar-terdepan-indonesia.html?m=1
0 Response to "MAKALAH STUDI KEBANGSAAN “INDONESIA KRISIS AKAN NASIONALISME ”"
Post a Comment